Boyolali (ANTARA) - Kementerian Koperasi RI menjajaki kemungkinan pembuatan pabrik susu yang melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) di daerah.
"Kementerian Koperasi mendorong koperasi peternak sapi perah gabungan koperasi susu Indonesia punya pabrik pengelolaan susu sendiri," kata Wakil Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono pada kunjungan kerja di KUD Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan Kementerian Koperasi akan menjajaki kemungkinan koperasi bisa terlibat dalam proses industri tersebut.
"Tujuannya adalah bisa meningkatkan volume produksi nasional, karena memang ada peningkatan kebutuhan susu di tingkat nasional. Mudah-mudahan koperasi punya andil dalam peningkatan produksi susu nasional," katanya.
Upaya tersebut dilakukan agar susu produksi peternak sapi perah dapat seluruhnya terserap oleh industri.
"Memang prioritas kerja kami dalam rangka mendorong apa yang diinginkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto, bahwa pemerintahan sekarang memprioritaskan swasembada pangan," katanya.
Ia mengatakan swasembada pangan artinya produksi nasional harus ditingkatkan dan angka impor harus dikurangi.
"Akan kami sajikan di waktu yang tidak terlalu lama, kita punya pabrik pengolahan susu sendiri. Ini sejalan dengan peningkatan produksi susu yang diharapkan nanti sejalan dengan pengurangan jumlah impor," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, pemerintah juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada seluruh pihak untuk bisa menyukseskan program makan bergizi.
"Di dalamnya ada kebutuhan terhadap susu, jadi bapak Ibu tidak perlu takut kita kehilangan pasar karena program makan bergizi selain tujuannya untuk menurunkan angka kekurangan gizi di masyarakat juga bertujuan agar program ini bisa menjadi kekuatan pasar yang baru," katanya.
Ia berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para petani, peternak sapi perah, peternak ayam, perikanan, nelayan, perkebunan dan lain sebagainya.
"Program makan bergizi juga sebagai kesempatan untuk bisa menggerakkan ekonomi rakyat, terutama juga koperasi-koperasi untuk bisa menyediakan bahan baku," katanya.
Sebelumnya, ratusan peternak, pengepul, dan peloper susu sapi di Boyolali melakukan aksi buang susu yang tidak layak konsumsi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes karena sebagian produksi mereka ditolak industri pengolah susu (IPS) karena ada pembatasan kuota.