90 siswa sekolah lansia Kota Tegal diwisuda
Tegal (ANTARA) - Sebanyak 90 siswa lanjut usia (lansia) yang terdiri atas 61 siswa dari Sekolah Lansia “Si Eyang Smart” Kelurahan Randugunting dan 29 siswa dari Sekolah Lansia “Senior School” Kelurahan Kraton, mengikuti prosesi wisuda di Gedung Swam, Kota Tegal, Rabu (13/11/2024).
Dalam prosesi wisuda tersebut juga sekaligus penyerahan sertifikat wisuda oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal, Rofiqoh bersama dengan Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono, dan Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal Tri Utami Agus Dwi Sulistyantono.
Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal mengatakan bahwa sekolah lansia merupakan pembelajaran bagi lansia terutama yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan lansia SMART yaitu Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat, melalui tujuh dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional, dan dimensi lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, Rofiqoh menyebut sudah banyak sekolah lansia yang telah menyelesaikan proses pembelajarannya.
“untuk menandai berakhirnya proses pembelajaran adalah dengan melaksanakan wisuda bagi para siswa lansia sebagai bentuk apresiasi atas keaktifan dalam mengikuti pembelajaran di tahun ini,” ujar Rofiqoh.
Sementara itu Pj. Wali Kota Tegal Agus Dwi Sulistyantono menyampaikan apa yang telah dilakukan oleh para wisudawan di sekolah lansia merupakan contoh yang baik. Walaupun sudah memasuki usia lanjut, mereka masih bersemangat dalam mencari ilmu, mencari kebahagiaan, dan kegembiraan bersama-sama.
“Hari ini mereka telah menunjukkan, mereka sudah lulus dari semua tahapan yang diberikan, mulai dari bagaimana mereka dari sisi keagamaan, dari sisi meningkatkan kualitas hidup di usia lansia dan sebagainya yang sudah disampaikan oleh para pengajar,” ujar Agus Dwi.
Selain itu Agus Dwi juga mendorong agar sekolah lansia bisa terus berlanjut karena seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dari waktu ke waktu, maka lansia harus menjadi seorang lansia yang berkualitas, produktif dan tidak menjadi beban bagi masyarakat yang lain.
“Artinya kita semua harus memberikan penguatan kepada mereka di usia-usia mereka yang semakin lanjut. Mereka tetap harus hidup sehat, berkualitas, dan tetap bisa berkontribusi bagi pembangunan di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Agus Dwi. ***
Dalam prosesi wisuda tersebut juga sekaligus penyerahan sertifikat wisuda oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal, Rofiqoh bersama dengan Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono, dan Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal Tri Utami Agus Dwi Sulistyantono.
Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal mengatakan bahwa sekolah lansia merupakan pembelajaran bagi lansia terutama yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan lansia SMART yaitu Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat, melalui tujuh dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional vokasional, dan dimensi lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, Rofiqoh menyebut sudah banyak sekolah lansia yang telah menyelesaikan proses pembelajarannya.
“untuk menandai berakhirnya proses pembelajaran adalah dengan melaksanakan wisuda bagi para siswa lansia sebagai bentuk apresiasi atas keaktifan dalam mengikuti pembelajaran di tahun ini,” ujar Rofiqoh.
Sementara itu Pj. Wali Kota Tegal Agus Dwi Sulistyantono menyampaikan apa yang telah dilakukan oleh para wisudawan di sekolah lansia merupakan contoh yang baik. Walaupun sudah memasuki usia lanjut, mereka masih bersemangat dalam mencari ilmu, mencari kebahagiaan, dan kegembiraan bersama-sama.
“Hari ini mereka telah menunjukkan, mereka sudah lulus dari semua tahapan yang diberikan, mulai dari bagaimana mereka dari sisi keagamaan, dari sisi meningkatkan kualitas hidup di usia lansia dan sebagainya yang sudah disampaikan oleh para pengajar,” ujar Agus Dwi.
Selain itu Agus Dwi juga mendorong agar sekolah lansia bisa terus berlanjut karena seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dari waktu ke waktu, maka lansia harus menjadi seorang lansia yang berkualitas, produktif dan tidak menjadi beban bagi masyarakat yang lain.
“Artinya kita semua harus memberikan penguatan kepada mereka di usia-usia mereka yang semakin lanjut. Mereka tetap harus hidup sehat, berkualitas, dan tetap bisa berkontribusi bagi pembangunan di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Agus Dwi. ***