Kementan ajak petani tanam padi serempak pada Oktober 2024
Demak (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dan daerah lainnya di Tanah Air untuk menanam tanaman padi secara serempak pada Oktober 2024 guna memenuhi target keandalan ketersediaan bahan pangan.
"Begitu petani melakukan panen tanaman padi, lahannya langsung dikelola untuk segera ditanami kembali," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ditemui usai menghadiri acara percepatan tanam di Desa Jatirogo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Kamis.
Apalagi, kata dia, di daerah sentra penghasil tanaman padi mulai turun hujan, sehingga ketersediaan air dalam posisi cukup.
Ketika awal musim tanam (MT) pertama dimulai Oktober 2024, diharapkan pada Januari 2025 bisa panen.
Adapun target luas tanamnya di seluruh daerah, kata dia, sekitar 1,2 juta hektare.
"Saya datang ke Demak ini untuk memberi semangat kepada petani bahwa kita harus mempercepat tanam supaya dalam setahun ini makin produktif," ujarnya.
Jika percepatan tanam ini bisa dilakukan secara serentak, kata dia, maka pada Januari dan Februari 2025 Indonesia tidak akan lagi kekurangan beras karena hasil produksi bulan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan.
"Kami nantinya juga akan mengecek komitmen dari masing-masing daerah, terutama di Provinsi Jateng, salah satunya Kabupaten Demak," ujarnya.
Terkait dengan panen raya nantinya, kata dia, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan penyerapan secara maksimal, yakni di angka 600 ribu ton atau 1 juta ton beras.
Dengan penyerapan beras sebanyak itu, dia berharap, harga jual beras di pasaran tidak sampai jatuh.
Ia juga berharap berbagai pihak mendukung penuh upaya produksi yang dilakukan para petani setiap hari. Karena itu, pemerintah telah menambah alokasi pupuk subsidi dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Tambahan ini merupakan komitmen pemerintah terhadap nasib petani agar lebih sejahtera.
"Kami ingin petani mendapatkan dukungan dari publik karena mereka sudah berjuang dengan susah payah setiap hari pergi ke kebun ke sawah untuk mendapatkan rezeki halal. Jadi petani ini tidak boleh dipersulit harus dipermudah dan harus kita memudahkan dengan menyiapkan segalanya," ujarnya.
Baca juga: PLN bersama Kementan luncurkan model Pertanian terpadu kembangkan bahan Co-Firing Biomassa
"Begitu petani melakukan panen tanaman padi, lahannya langsung dikelola untuk segera ditanami kembali," kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ditemui usai menghadiri acara percepatan tanam di Desa Jatirogo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Kamis.
Apalagi, kata dia, di daerah sentra penghasil tanaman padi mulai turun hujan, sehingga ketersediaan air dalam posisi cukup.
Ketika awal musim tanam (MT) pertama dimulai Oktober 2024, diharapkan pada Januari 2025 bisa panen.
Adapun target luas tanamnya di seluruh daerah, kata dia, sekitar 1,2 juta hektare.
"Saya datang ke Demak ini untuk memberi semangat kepada petani bahwa kita harus mempercepat tanam supaya dalam setahun ini makin produktif," ujarnya.
Jika percepatan tanam ini bisa dilakukan secara serentak, kata dia, maka pada Januari dan Februari 2025 Indonesia tidak akan lagi kekurangan beras karena hasil produksi bulan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan.
"Kami nantinya juga akan mengecek komitmen dari masing-masing daerah, terutama di Provinsi Jateng, salah satunya Kabupaten Demak," ujarnya.
Terkait dengan panen raya nantinya, kata dia, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan penyerapan secara maksimal, yakni di angka 600 ribu ton atau 1 juta ton beras.
Dengan penyerapan beras sebanyak itu, dia berharap, harga jual beras di pasaran tidak sampai jatuh.
Ia juga berharap berbagai pihak mendukung penuh upaya produksi yang dilakukan para petani setiap hari. Karena itu, pemerintah telah menambah alokasi pupuk subsidi dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Tambahan ini merupakan komitmen pemerintah terhadap nasib petani agar lebih sejahtera.
"Kami ingin petani mendapatkan dukungan dari publik karena mereka sudah berjuang dengan susah payah setiap hari pergi ke kebun ke sawah untuk mendapatkan rezeki halal. Jadi petani ini tidak boleh dipersulit harus dipermudah dan harus kita memudahkan dengan menyiapkan segalanya," ujarnya.
Baca juga: PLN bersama Kementan luncurkan model Pertanian terpadu kembangkan bahan Co-Firing Biomassa