Pelaku UMKM Semarang harap Ita lanjutkan program berpihak ke masyarakat
Semarang (ANTARA) - Sejumlah kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Semarang mengharapkan Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu kembali melanjutkan program-programnya yang selama ini berpihak kepada masyarakat.
Ketua UMKM Kota Semarang Aik Solikhati, di Semarang, Senin, menyampaikan para pelaku UMKM menerima banyak fasilitas dari wali kota yang akrab disapa Ita tersebut.
Ada beragam program mulai dari pelatihan pengemasan, pengurusan perizinan yang mudah, dan sebagainya sehingga UMKM kini sudah bisa tertata.
Menurut dia, para pelaku UMKM selama ini merasakan banyak program selama masa kepemimpinan Ita sebagai Wali Kota Semarang.
"Sejak Bu Ita menjabat, banyak pelatihan kami terima, baik pembukuan, pelatihan, praktik, bantuan packaging, perizinan dan lain-lain. Itu supportnya luar biasa," katanya.
Di tengah isu yang menerpa Ita yang sempat diperiksa KPK atas kasus dugaan korupsi, Aik berharap Ita tidak patah semangat untuk tetap mengabdi kepada rakyat.
Ia tetap berharap Ita bisa meneruskan program, baik yang diberikan kepada pelaku UMKM Kota Semarang.
Aik tidak melihat isu yang saat ini tengah menerpa Ita sebagai sesuatu hal yang dapat mendegradasi kekagumannya pada wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut.
Sebab, kata dia, hal terpenting baginya yaitu bagaimana UMKM bisa tetap bertahan dan berkarya.
"Kami tetap menginginkan Ibu Ita terus melanjutkan program yang positif bagi UMKM dan masyarakat. Kami UMKM tidak melihat ke situ (Mbak Ita diperiksa KPK, red.). Bagaimana UMKM bisa 'survive', berkarya. Masalah itu bukan ranah kita. Itu saja," ujarnya.
Hingga saat ini, Aik menyebut, pendataan UMKM di Kota Semarang masih berjalan yang mencatat ada 39 ribu pelaku UMKM di Ibu Kota Jateng pada 2019.
Saat ini, UMKM Kota Semarang mulai membentuk gardu misi di 16 kecamatan dan 177 kelurahan, dan tengah melakukan pendataan di tingkat RT/RW.
"Jadi, kami tahu UMKM di Semarang ada berapa. Kami pendataannya per wilayah. Jadi satu alamat, satu produk, satu NIB," sebutnya.
Senada, pelaku UMKM kuliner Weni Restu mengaku telah merasakan program selama masa kepemimpinan Ita, di antaranya terkait pengurusan perizinan halal yang gratis dan mudah.
"Kalau ngurus sendiri mahal sampai Rp4,5 juta. Itu pun jadinya lama, bisa setahun. Kami berat sebagai UMKM. Sekarang itu mudah, gratis, cepat diterima, tidak ribet. Maksimal enam bulan diterima," katanya.
Ketua UMKM Kota Semarang Aik Solikhati, di Semarang, Senin, menyampaikan para pelaku UMKM menerima banyak fasilitas dari wali kota yang akrab disapa Ita tersebut.
Ada beragam program mulai dari pelatihan pengemasan, pengurusan perizinan yang mudah, dan sebagainya sehingga UMKM kini sudah bisa tertata.
Menurut dia, para pelaku UMKM selama ini merasakan banyak program selama masa kepemimpinan Ita sebagai Wali Kota Semarang.
"Sejak Bu Ita menjabat, banyak pelatihan kami terima, baik pembukuan, pelatihan, praktik, bantuan packaging, perizinan dan lain-lain. Itu supportnya luar biasa," katanya.
Di tengah isu yang menerpa Ita yang sempat diperiksa KPK atas kasus dugaan korupsi, Aik berharap Ita tidak patah semangat untuk tetap mengabdi kepada rakyat.
Ia tetap berharap Ita bisa meneruskan program, baik yang diberikan kepada pelaku UMKM Kota Semarang.
Aik tidak melihat isu yang saat ini tengah menerpa Ita sebagai sesuatu hal yang dapat mendegradasi kekagumannya pada wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut.
Sebab, kata dia, hal terpenting baginya yaitu bagaimana UMKM bisa tetap bertahan dan berkarya.
"Kami tetap menginginkan Ibu Ita terus melanjutkan program yang positif bagi UMKM dan masyarakat. Kami UMKM tidak melihat ke situ (Mbak Ita diperiksa KPK, red.). Bagaimana UMKM bisa 'survive', berkarya. Masalah itu bukan ranah kita. Itu saja," ujarnya.
Hingga saat ini, Aik menyebut, pendataan UMKM di Kota Semarang masih berjalan yang mencatat ada 39 ribu pelaku UMKM di Ibu Kota Jateng pada 2019.
Saat ini, UMKM Kota Semarang mulai membentuk gardu misi di 16 kecamatan dan 177 kelurahan, dan tengah melakukan pendataan di tingkat RT/RW.
"Jadi, kami tahu UMKM di Semarang ada berapa. Kami pendataannya per wilayah. Jadi satu alamat, satu produk, satu NIB," sebutnya.
Senada, pelaku UMKM kuliner Weni Restu mengaku telah merasakan program selama masa kepemimpinan Ita, di antaranya terkait pengurusan perizinan halal yang gratis dan mudah.
"Kalau ngurus sendiri mahal sampai Rp4,5 juta. Itu pun jadinya lama, bisa setahun. Kami berat sebagai UMKM. Sekarang itu mudah, gratis, cepat diterima, tidak ribet. Maksimal enam bulan diterima," katanya.