Pemerintah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah terus berupaya melakukan langkah intervensi untuk menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan salah satu langkah intervensi yang dilakukan adalah penambahan anggaran untuk pengadaan pemberian makanan tambahan (PMT).
"Ada penambahan anggaran untuk PMT sebesar Rp7 miliar. Kami fokus di kolaborasi dana desa, APBD, APBN. Jadi dananya besar," katanya.
Selanjutnya, langkah yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan kadar kesehatan. Ia memastikan untuk PMT tersebut bukan merupakan produk pabrikan.
"Tapi dengan memanfaatkan lahan kosong untuk (budidaya bahan makan, Red.) makanan bergizi. Selain itu juga mineral oke, vitamin oke itu bagian intervensi," katanya.
Untuk penentuan menu yang dibuat dengan bahan budidaya sendiri akan melibatkan kader kesehatan.
"Jadi menunya berdasarkan rekomendasi ahli gizi dari puskesmas," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan untuk angka stunting hingga saat ini di Kabupaten Wonogiri terus mengalami penurunan, yakni dari 24 persen di tahun 2018 hingga sekarang sudah turun menjadi 10 persen.
"Sepuluh persen dari 43.000 balita. Jadi ada 4.000 baduta yang akan kami intervensi agar tidak jadi stunting," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini masih ada 36 desa dengan angka stunting tinggi. Oleh karena itu, pihaknya mengundang kepala desa untuk diberikan edukasi.
"Paling tinggi di Kecamatan Tirtomoyo, kota, Karangtengah juga tinggi," katanya.
Bahkan, dengan sejumlah langkah intervensi tersebut diharapkan hingga akhir tahun ini terjadi penurunan angka stunting sekitar 3-4 persen.
"Tahun depan target zero stunting. Risiko tinggi, sedang, rendah kami kawal," katanya.
Baca juga: Pak Rahman dan Sanpiisan jadi program unggulan saat validasi IGA
Baca juga: Pak Rahman dan Sanpiisan jadi program unggulan saat validasi IGA