Boyolali (ANTARA) - Airnav Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, di lereng Gunung Merbabu, meluncurkan program Kampung Edukasi Durensari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Airnav Indonesia turut peran serta dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Dukuh Durensari, Desa Kembangkuning untuk membangun beberapa fasilitas, seperti Griya Kaweruh, Griya Unggah Ungguh, Griya Pelerenan, dan Griya Serawung, kata General Manager AirNav Indonesia Cabang Yogyakarta Zainal Arifin, usai acara peluncuran Program Kampung Edukasi Durensari, di Desa Kembangkuning, Cepogo, Boyolali, Kamis.
Airnav sebuah Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, dengan tugas memandu pesawat terbang dari mulai naik hingga terbang dan mendarat dengan selamat tersebut, pada program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) di Kampung Durensari Kembangkuning ini, dengan tujuan ingin memberikan manfaat kepada masyarakat di lingkungannya, untuk memberdayakan masyarakat, sekaligus juga menciptakan budaya untuk mempertahankan dan mengenalkan adat istiadat yang selama ini dijunjung tinggi sebagai budaya Jawa.
"Selain dari mempertahankan adat istiadat, tujuan dari TJSL Airnav Indonesia juga sekaligus memperkenalkan generasi muda mengenai bagaimana cara hidup para pendahulu kita, seperti tata cara pergaulan, bagaimana cara menggunakan peralatan kerja atau alat mencari nafkah nenek moyang kita. Mungkin generasi muda tidak merasakan apa yang dirasakan oleh para orang tua zaman dahulu," katanya lagi.
Oleh karena itu, dengan adanya Griya Kaweruh perlu dikenalkan bagaimana mereka bisa berada hingga seperti sekarang. Desa Kembangkuning salah satu kampung binaan Airnav Indonesia yang sudah berjalan cukup lama kerja sama melalui TJSL di antaranya budi daya kambing, bantuan pembangunan masjid, penanaman pohon durian dan sengon.
Pada tahun ini, pembangunan musim mini (Griya Kaweruh), Griya Palerenen, dan Griya Unggah Ungguh.
Pada progran TJSL Airnav Indonesia tahun ini, mengalokasikan anggaran sekitar Rp190 juta untuk kegiatan di Desa Kembangkuning Cepogo Boyolali. Pihaknya mengharapkan melalui TJSL bisa mentimulus masyarakat Desa Kembangkuning untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga meningkatkan ratah kehidupan dan perekonomian warga setempat.
"Mudah-mudahan apa yang menjadi program TJSL Airnav ini dapat dikembangkan lagi lebih lanjut oleh pemerintah desa atau kecamatan atau kabupaten di Boyolali. Sehingga, pihaknya berharap masyarakat bisa mandiri dan meningkatkan perekonomian. Kenapa hal ini penting, karena berdasarkan pengalaman mengunjung dari beberapa lokasi atau desa wisata biasanya yang menarik adalah pengalaman," katanya pula.
Jika seseorang mendatangi di suatu tempat pengalaman yang tidak terlupakan akan diingat dan menjadi daya tarik untuk datang kembali karena nyaman. Sehingga mereka akan menyebarkan pengalaman itu, kepada saudara-saudara atau kerabat yang lain untuk datang ke desa ini. Dengan didatangi wisatawan nanti ke depan akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami tujuannya untuk memberdayakan masyarakat dan memperkenalkan kalayak yang lebih luas di kampung ini, ada objek wisata yang bsia dijadikan destinasi baru tidak hanya wilayah yang selama ini sudah dikenal orang-orang misal kalau liburan ke Bali biayanya mahal dan mereka bisa berkunjung ke kampung dan cukup dekat di wilayah Boyolali ini," kata dia.
Kepala Desa Kembangkuning Yarmanto mengatakan pihaknya menyambut dengan peluncuran Kampung Edukasi di Kembangkuning ini, masyarakat mendukung dan bisa melaksanakan untuk mengembangkan perekonomian warga untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Dengan adanya Airnav melalui TJSL memberikan bantuan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian khususnya di Dusuh Durensari Desa Kembangkuning. Desa ini, ada kelas unggah-ungguh, dolanan anak-anak tradisional, Griyo Kaweruh ada museum mini, yang berisi peralatan kerja yang digunakan nenek moyang pada ratusan lalu.
Dukuh Durensari tempatnya strategis di Desa Kembangkuning di lereng Gunung Merbabu dengan jumlah masyarakat sekitar 82 kepala keluarga, sehingga dapat dengan mudah dapat memaksimalakan budidaya yang ada di daerah ini.
Baca juga: Ganjar minta perangkat desa dan kades kompak membangun