Tekan stunting, Pemkab Pati gandeng FKUB
Pati (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggandeng masyarakat lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk bersama-sama memerangi stunting atau tengkes dengan mengampanyekan perubahan perilaku.
"Kami menganggap perubahan perilaku sangat penting, karena tengkes tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi, tetapi juga faktor-faktor lain seperti pernikahan dini maupun tingkat pendidikan yang kurang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Jumani saat rapat koordinasi Forum Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Penurunan Stunting Lintas Agama Kabupaten Pati di Ruang Pragola Setda Kabupaten Pati, Senin.
Untuk itulah, kata dia, pihaknya menggelar rapat yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan bisa merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap masalah stunting.
Ia berharap organisasi keagamaan dapat berperan lebih aktif dalam upaya pencegahan stunting, khususnya dalam mencegah pernikahan dini.
"Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kita dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat," ujarnya.
Dengan adanya forum komunikasi ini, diharapkan dapat terjalin sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pati.
Dalam penanganan tengkes, kata Jumani, Pemkab Pati juga memiliki tim khusus untuk menangani masalah tersebut. Bahkan, pada 13 November 2024 Kabupaten Pati berhasil meraih penghargaan Juara II se-Jateng terkait dengan penanganan stunting dari 35 kabupaten/kota.
Meskipun telah mencapai prestasi tersebut, dia mengingatkan bahwa target penurunan stunting nasional tahun ini sebesar 14 persen, sedangkan angka stunting di Kabupaten Pati masih berada di angka 18,5 persen.
"Artinya, masih perlu kerja lebih keras lagi untuk mencapai target nasional," ujarnya.
Ia optimistis ketika semua pihak punya komitmen, maka keberhasilan Kabupaten Pati menurunkan angka stunting sebesar 4,5 persen pada tahun lalu, bisa terulang agar bisa memenuhi target nasional.
"Kami menganggap perubahan perilaku sangat penting, karena tengkes tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi, tetapi juga faktor-faktor lain seperti pernikahan dini maupun tingkat pendidikan yang kurang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Jumani saat rapat koordinasi Forum Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Penurunan Stunting Lintas Agama Kabupaten Pati di Ruang Pragola Setda Kabupaten Pati, Senin.
Untuk itulah, kata dia, pihaknya menggelar rapat yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan bisa merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap masalah stunting.
Ia berharap organisasi keagamaan dapat berperan lebih aktif dalam upaya pencegahan stunting, khususnya dalam mencegah pernikahan dini.
"Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kita dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang tepat," ujarnya.
Dengan adanya forum komunikasi ini, diharapkan dapat terjalin sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pati.
Dalam penanganan tengkes, kata Jumani, Pemkab Pati juga memiliki tim khusus untuk menangani masalah tersebut. Bahkan, pada 13 November 2024 Kabupaten Pati berhasil meraih penghargaan Juara II se-Jateng terkait dengan penanganan stunting dari 35 kabupaten/kota.
Meskipun telah mencapai prestasi tersebut, dia mengingatkan bahwa target penurunan stunting nasional tahun ini sebesar 14 persen, sedangkan angka stunting di Kabupaten Pati masih berada di angka 18,5 persen.
"Artinya, masih perlu kerja lebih keras lagi untuk mencapai target nasional," ujarnya.
Ia optimistis ketika semua pihak punya komitmen, maka keberhasilan Kabupaten Pati menurunkan angka stunting sebesar 4,5 persen pada tahun lalu, bisa terulang agar bisa memenuhi target nasional.