Mahasiswa USM studi EBT di Desa Mandiri Energi Tlahab Posong
Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Semarang (USM) studi banding di Desa Mandiri Energi Tlahab, Wisata Alam Posong, sebagai bagian dari implementasi Project-Based Learning (PBL) pada mata kuliah Sistem Energi Baru Terbarukan yang diasuh oleh Satria Pinandita, M.Eng.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa tentang penerapan energi terbarukan untuk mengatasi masalah kelistrikan di lokasi wisata tersebut.
Wisata Alam Posong, yang dikelola oleh BUMDes Desa Tlahab, merupakan salah satu desa 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di lereng Gunung Sindoro. Desa ini sebelumnya menghadapi kendala ketiadaan akses listrik yang memadai.
Setiap warung angkringan di kawasan wisata hanya mengandalkan penerangan lampu DC 12V yang bersumber dari baterai aki mobil. Namun, saat ini telah terpasang jaringan listrik dari sistem hibrida (hybrid) tenaga angin dan surya berkapasitas 3.000 watt. Energi baru terbarukan (EBT) ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di 22 warung angkringan yang ada di kawasan wisata.
Inovasi energi hibrida ini dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui BUMD Jateng Petro Energi dan Sarana Patra Hulu Cepu. Pelaksanaan pendampingan teknis untuk menciptakan desa mandiri energi ini dilakukan oleh PT Dipa Consultant Utama, yang berperan penting dalam perencanaan dan supervisi instalasi sistem hibrida.
Program ini bertujuan mendukung pengembangan wisata berbasis energi terbarukan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan menyediakan akses listrik yang stabil dan ramah lingkungan.
Instalasi kelistrikan sistem hibrida ini juga melibatkan tenaga ahli, yaitu Anggara Fuad Al Amin, S.T., yang berperan sebagai asisten dosen dalam membantu mahasiswa memahami proses instalasi dan konfigurasi teknis. Dengan panduan dari beliau, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam memasang dan mengoperasikan sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan.
Menurut Satria Pinandita, M.Eng., kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa tentang teknologi energi baru terbarukan, tetapi juga mendorong mereka untuk menghasilkan solusi inovatif yang dapat diaplikasikan pada permasalahan nyata.
"Melalui Project-Based Learning, mahasiswa belajar memadukan teori dan praktik untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil seperti Posong," ungkapnya. ***
Kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa tentang penerapan energi terbarukan untuk mengatasi masalah kelistrikan di lokasi wisata tersebut.
Wisata Alam Posong, yang dikelola oleh BUMDes Desa Tlahab, merupakan salah satu desa 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di lereng Gunung Sindoro. Desa ini sebelumnya menghadapi kendala ketiadaan akses listrik yang memadai.
Setiap warung angkringan di kawasan wisata hanya mengandalkan penerangan lampu DC 12V yang bersumber dari baterai aki mobil. Namun, saat ini telah terpasang jaringan listrik dari sistem hibrida (hybrid) tenaga angin dan surya berkapasitas 3.000 watt. Energi baru terbarukan (EBT) ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di 22 warung angkringan yang ada di kawasan wisata.
Inovasi energi hibrida ini dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui BUMD Jateng Petro Energi dan Sarana Patra Hulu Cepu. Pelaksanaan pendampingan teknis untuk menciptakan desa mandiri energi ini dilakukan oleh PT Dipa Consultant Utama, yang berperan penting dalam perencanaan dan supervisi instalasi sistem hibrida.
Program ini bertujuan mendukung pengembangan wisata berbasis energi terbarukan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan menyediakan akses listrik yang stabil dan ramah lingkungan.
Instalasi kelistrikan sistem hibrida ini juga melibatkan tenaga ahli, yaitu Anggara Fuad Al Amin, S.T., yang berperan sebagai asisten dosen dalam membantu mahasiswa memahami proses instalasi dan konfigurasi teknis. Dengan panduan dari beliau, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam memasang dan mengoperasikan sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan.
Menurut Satria Pinandita, M.Eng., kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa tentang teknologi energi baru terbarukan, tetapi juga mendorong mereka untuk menghasilkan solusi inovatif yang dapat diaplikasikan pada permasalahan nyata.
"Melalui Project-Based Learning, mahasiswa belajar memadukan teori dan praktik untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil seperti Posong," ungkapnya. ***