Kupang (ANTARA) - Aktivitas erupsi Ile Lewotolok atau Ile Ape di wilayah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menunjukkan penurunan menurut laporan petugas pos pengamatan gunung api di Kecamatan Ile Ape.
Menurut laporan Kepala Pos Pantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Ara Kian yang diterima di Kupang, Jumat pagi, gunung api itu mengalami lima kali letusan dengan tinggi kolom abu 200 sampai 600 meter selama periode pengamatan 1 Juni 2023 pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA.
Jumlah letusan Ile Lewotolok selama periode pengamatan itu, menurut Stanis, lebih sedikit dibandingkan jumlah erupsi yang terjadi pada 30 dan 31 Mei 2023.
Gunung api itu tercatat mengalami sembilan kali erupsi dengan tinggi kolom abu 200 sampai 600 meter pada 30 Mei serta 18 kali letusan dengan kolom abu setinggi 200 sampai 600 meter pada 31 Mei.
"Dentuman atau gemuruh juga masih teramati walaupun intensitas erupsi atau letusannya mengalami penurunan," kata Stanis, menambahkan, lava juga teramati di area puncak gunung.
Ia juga menyampaikan bahwa selama periode pengamatan 1 Juni 2023 muncul asap kawah tipis hingga tebal berwarna putih hingga kelabu setinggi 500 sampai 600 meter di atas puncak kawah.
Status aktivitas Ile Lewotolok sampai sekarang masih di Level II atau Waspada.
Stanis mengatakan bahwa warga diminta tidak melakukan aktivitas di area dalam radius dua kilometer dari puncak gunung.
Masyarakat Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona diminta mewaspadai ancaman bahaya dari guguran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah Ile Lewotolok.
Baca juga: Luncuran lava pijar Gunung Api Karangetang capai 1.500 meter