Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat tingkat inflasi provinsi ini selama 2022 mencapai 5,63 persen.
Statistisi Ahli Madya BPS Jawa Tengah Arjuliwondo di Semarang, Senin, mengatakan, inflasi 2022 lebih tinggi di banding tahun sebelumnya yang mencapai 1,7 persen.
Adapun pada Desember 2022, kata dia, Jawa Tengah mengalami inflasi 0,47 persen, lebih tinggi di banding bulan sebelumnya yang mencapai 0,15 persen.
Sejumlah komoditas yang menjadi pemicu utama terjadinya inflasi antara lain kenaikan harga beras, telur ayam, emas perhiasan, minyak goreng, dan daging ayam.
"Indeks kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi kontribusi terbesar, sebesar 1,52 persen," katanya.
Sementara penahan laju inflasi, menurut dia, antara lain disebabkan oleh penurunan harga tiket pesawat terbang serta sayur dan buah.
Sementara dari enam kota di Jawa Tengah tempat dilakukannya survei indeks harga konsumen, kata dia, seluruhnya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi, lanjut dia, terjadi di Kota Tegal yang mencapai 0,61 persen.
Adapun inflasi terendah terjadi di Kudus yang mencapai 0,40 persen.
Sementara inflasi di empat daerah lainnya, masing-masing Cilacap sebesar 0,59 persen, Purwokerto sebesar 0,49 persen, Kota Surakarta sebesar 0,46 persen dan Kota Semarang sebesar 0,45 persen.