Cilacap (ANTARA) - Teknologi pesawat nirawak (drone) saat ini berkembang begitu pesat, bahkan keberadaan perangkat tersebut sudah sangat umum dimiliki oleh masyarakat luas sehingga menjadi potensi ancaman apabila disalahgunakan.
Sebagai antisipasi untuk mengamankan operasional kilang dari serangan drone, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap menerapkan drone jammer system.
Hal ini mengemuka dalam diskusi peralatan antidrone oleh PT KPI Unit Cilacap bersama PT Sapta Cakra Manunggal (SCM), perusahaan penyedia perangkat elektronik khususnya untuk kebutuhan pertahanan.
Rombongan PT SCM diterima Pjs. General Manager RU IV Arief Budiyanto, Senior Manager Operations Manufacturing (SMOM) Didik Subagyo, serta tim manajemen di ruang rapat Flamboyan Head Office Kilang Cilacap, Senin (28/3), dan diikuti secara daring oleh para pekerja melalui aplikasi M-Teams.
Senior Analyst II Capital Development and Performance PT KPI Suwasono mengatakan sejalan dengan pedoman pengamanan PT KPI pengamanan pada kilang, kini lebih mengedepankan strategi preventif.
"Upaya ini sudah dimulai dengan dibentuknya Command Center yang pembangunannya selesai pada Desember 2021 di seluruh RU (Refinery Unit)," jelasnya.
Menurut dia, potensi ancaman kejahatan teror terhadap operasional Pertamina, bisa saja dilakukan dari darat, laut, maupun udara.
Baca juga: Ini 4 transformasi yang dilakukan Kopama Cilacap agar tetap berjaya
"Sejalan dengan komitmen dengan Kementerian Pertahanan menjaga serta melindungi Objek Vital Nasional (Obvitnas) dari ancaman serangan drone, maka Pertamina membutuhkan peralatan antidrone ini," katanya.
Sementara itu, Pjs. GM RU IV Arief Budiyanto mengatakan serangan pesawat tak berawak yang baru terjadi di kilang minyak Saudi Aramco, Riyadh, menjadi perhatian Pertamina untuk melakukan upaya preventif pengamanan kilang.
"Upaya preventif kami adalah opsi mitigasi dengan memasang barrier terhadap potensi ancaman tersebut," katanya.
Perwakilan dari PT SCM, Liarto mengatakan melalui diskusi, presentasi, dan demonstrasi drone jammer system tersebut, pihaknya berharap Pertamina akan mendapatkan benchmark maupun best practice terkait bahaya drone dan dapat mengetahui cara penggunaannya.
"Drone dapat dimuati berbagai sensor yang merekam dan mengirim informasi secara langsung, sehingga kerahasiaan area terbatas menjadi terbuka," katanya.
Selain itu secara fisik, drone dapat dimuati bahan peledak dengan kendali jarak jauh sehingga dibutuhkan alat yang mampu mengendalikan ancaman tersebut.
“Alat ini adalah drone blocker dirancang memiliki kemampuan counter terhadap drone yang terbang pada area dilindungi. Ada 2 opsi counter baik fisik maupun electro magnetic, dengan tembakan atau jaring, ataupun jamming pada frekuensi operasi drone tersebut," katanya.
Presentasi dan diskusi tersebut dilanjutkan dengan demonstrasi alat yang diawali dengan pemantauan lokasi, orientasi medan, dan pengecekan area terbatas.
Baca juga: Pertamina Cilacap siap hadapi peningkatan permintaan BBM saat lebaran
Baca juga: PWP PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap bantu korban banjir di Kroya