PMI: Banyak warga keliru gunakan masker
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) menyebutkan bahwa masih banyak warga yang keliru menggunakan masker sehingga fungsinya tidak optimal khususnya untuk mencegah penularan COVID-19.
"Fungsi masker untuk meminimalkan terjadinya penularan virus ini melalui droplet, tapi jika tidak benar dalam penggunaannya maka potensi terjadinya penularan tetap tinggi," kata Pengurus PMI Pusat Bidang Kesehatan dan Sosial Heru Aryadi melalui sambungan webinar online, Sabtu.
Menurutnya, PMI secara gencar memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana menggunakan masker yang benar untuk meminimalkan tertularnya COVID-19.
"Jangan sampai warga asal-asalan menggunakan masker apalagi hanya sebatas untuk menghindari razia yang dilakukan petugas," katanya.
Adapun beberapa langkah menggunakannya pertama sebelum memakai masker harus cuci tangan dengan sabun yang benar, kemudian pegang tali dan menarik masker dengan menggunakan ujung jari hingga masker tersebut menutup hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna.
Kemduian, tekan tepi masker yang kaku sesuai lekukan hidung seperti yang ada pada masker medis, selanjutnya jangan sekali-kali menurunkan masker ke dagu karena bisa berpotensi terinfeksi oleh virus, bakteri, maupun kuman yang menempel pada bagian depan masker itu.
Terakhir cara melepasnya adalah dengan memegang tali dan langsung lepaskan dan jangan menyentuh bagian depan masker, setelah itu cuci dengan sabun atau membilas tangan dengan hand sanitizer.
Lanjut dia, untuk masker medis hanya bisa digunakan sekali pakai, jika sudah dilepas maka segera buang atau musnahkan, sementara untuk masker kain penggunaannya hanya 4 jam saja kemudian cuci dengan sabun hingga bersih.
Selama ini, warga yang memakai masker kain menggunakannya dalam durasi waktu yang lama, bahkan ada juga yang hingga berhari-hari atau menunggu kumel baru dicuci. Padahal untuk memaksimalkan fungsi masker tersebut harus tetap menjaga kebersihan.
"Menggunakan masker harus sempurna karena fungsinya untuk melindungi kita dari penularan COVID-19, jika penggunaan dengan cara yang benar risiko penularannya pun akan semakin rendah," tambahnya.
Aerosol
Di sisi lain, Heru mengatakan penularan COVID-19 ternyata saat banyak terjadi di ruang tertutup melalui aerosol, seperti di rumah makan atau tempat tertutup lainnya banyak warga yang tidak sadar melepas maskernya dan berpikiran bahwa lawan bicara maupun orang di sekitarnya terbebas dari COVID-19.
Padahal, orang tersebut terkonfirmasi positif dan akhirnya tertular. Harus diketahui, sekitar 80 persen pasien positif COVID-19 ternyata tanpa gejala dan ini yang harus diwaspadai karena bisa saja orang di sekitar ada yang positif tapi tidak menyadarinya.
Kuncinya warga harus menerapkan protokol kesehatan secara benar mulai cari cara menggunakan maskernya, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun pun harus benar.
Terakhir, jangan menganggap enteng virus ini karena sudah ditemukan kasus orang tanpa gejala dan menganggap dirinya sehat tiba-tiba meninggal karena happy hypoxia.
Sebab, COVID-19 juga mengganggu oksigen dalam darah yang akhirnya mengalami penurunan oksigen secara perlahan hingga di bawah 80 persen dan pengidapnya bisa meninggal tiba-tiba.
Baca juga: Puluhan pelanggar protokol kesehatan di Solo dihukum bersihkan saluran sungai
Baca juga: Wakapolri berniat berdayakan preman pasar awasi protokol kesehatan
"Fungsi masker untuk meminimalkan terjadinya penularan virus ini melalui droplet, tapi jika tidak benar dalam penggunaannya maka potensi terjadinya penularan tetap tinggi," kata Pengurus PMI Pusat Bidang Kesehatan dan Sosial Heru Aryadi melalui sambungan webinar online, Sabtu.
Menurutnya, PMI secara gencar memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana menggunakan masker yang benar untuk meminimalkan tertularnya COVID-19.
"Jangan sampai warga asal-asalan menggunakan masker apalagi hanya sebatas untuk menghindari razia yang dilakukan petugas," katanya.
Adapun beberapa langkah menggunakannya pertama sebelum memakai masker harus cuci tangan dengan sabun yang benar, kemudian pegang tali dan menarik masker dengan menggunakan ujung jari hingga masker tersebut menutup hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna.
Kemduian, tekan tepi masker yang kaku sesuai lekukan hidung seperti yang ada pada masker medis, selanjutnya jangan sekali-kali menurunkan masker ke dagu karena bisa berpotensi terinfeksi oleh virus, bakteri, maupun kuman yang menempel pada bagian depan masker itu.
Terakhir cara melepasnya adalah dengan memegang tali dan langsung lepaskan dan jangan menyentuh bagian depan masker, setelah itu cuci dengan sabun atau membilas tangan dengan hand sanitizer.
Lanjut dia, untuk masker medis hanya bisa digunakan sekali pakai, jika sudah dilepas maka segera buang atau musnahkan, sementara untuk masker kain penggunaannya hanya 4 jam saja kemudian cuci dengan sabun hingga bersih.
Selama ini, warga yang memakai masker kain menggunakannya dalam durasi waktu yang lama, bahkan ada juga yang hingga berhari-hari atau menunggu kumel baru dicuci. Padahal untuk memaksimalkan fungsi masker tersebut harus tetap menjaga kebersihan.
"Menggunakan masker harus sempurna karena fungsinya untuk melindungi kita dari penularan COVID-19, jika penggunaan dengan cara yang benar risiko penularannya pun akan semakin rendah," tambahnya.
Aerosol
Di sisi lain, Heru mengatakan penularan COVID-19 ternyata saat banyak terjadi di ruang tertutup melalui aerosol, seperti di rumah makan atau tempat tertutup lainnya banyak warga yang tidak sadar melepas maskernya dan berpikiran bahwa lawan bicara maupun orang di sekitarnya terbebas dari COVID-19.
Padahal, orang tersebut terkonfirmasi positif dan akhirnya tertular. Harus diketahui, sekitar 80 persen pasien positif COVID-19 ternyata tanpa gejala dan ini yang harus diwaspadai karena bisa saja orang di sekitar ada yang positif tapi tidak menyadarinya.
Kuncinya warga harus menerapkan protokol kesehatan secara benar mulai cari cara menggunakan maskernya, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun pun harus benar.
Terakhir, jangan menganggap enteng virus ini karena sudah ditemukan kasus orang tanpa gejala dan menganggap dirinya sehat tiba-tiba meninggal karena happy hypoxia.
Sebab, COVID-19 juga mengganggu oksigen dalam darah yang akhirnya mengalami penurunan oksigen secara perlahan hingga di bawah 80 persen dan pengidapnya bisa meninggal tiba-tiba.
Baca juga: Puluhan pelanggar protokol kesehatan di Solo dihukum bersihkan saluran sungai
Baca juga: Wakapolri berniat berdayakan preman pasar awasi protokol kesehatan