27 pemudik asal Papua jalani isolasi mandiri di Gedung Pramuka Batang
Batang (ANTARA) - Sebanyak 27 pemudik asal Papua menjalani isolasi mandiri di Gedung Pramuka, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sebelum mereka pulang ke rumahnya masing-masing.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu, mengatakan bahwa puluhan pemudik asal Papua yang bekerja di sektor pariwisata itu sampai di Batang, pada Rabu pagi ini langsung dibawa ke ruang vila mandiri untuk menjalani karantina selama 14 hari.
"Saya sempat tanya pada mereka, mau tidak dikarantina selama 14 hari, dan dijawab mau. Selanjutnya saya tanya lagi betah tidak, lalu dijawab betah, tetapi mereka minta ada fasilitas jaringan wifi di vila mandiri," katanya.
Baca juga: Wonosobo siapkan BLK dan SKB tempat isolasi pasien COVID-19
Bupati Wihaji yang mendapat permintaan para pemudik pun menyanggupi memberikan fasilitas jaringan internet wifi, bahkan ditambah perangkat olahraga seperti papan catur, bola, dan raket.
"Nanti, kita pasang jaringan internet wifi. Yang penting, mereka sadar ikut mengantisipasi penyebaran virus corona," katanya di hadapan para penghuni vila mandiri.
Ia menyampaikan apresiasinya pada para pemudik yang mau dikarantina selama 14 hari meski mereka sudah merindukan dapat bertemu dengan keluarganya.
"Saya salut (pemudik) mau diisolasi karena mereka sayang keluarga dan masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai virus corona," katanya.
Ia mengatakan vila mandiri tersebut mampu menampung sekitar 50 orang sehingga pemudik yang saat ini menjalani karantina di tempat itu masih leluasa untuk kegiatan lainnya seperti tempat olahraga.
"Saya memahami para pemudik ini bukan dipenjara tetapi di ruang vila mandiri. Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi permintaan mereka untuk dipasang jaringan wifi, selain kita mencukupi kebutuhan untuk makan tiga kali sehari," katanya.
Baca juga: Kampung isolasi mandiri di Batang dapat bantuan beras, sabun, dan masker
Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu, mengatakan bahwa puluhan pemudik asal Papua yang bekerja di sektor pariwisata itu sampai di Batang, pada Rabu pagi ini langsung dibawa ke ruang vila mandiri untuk menjalani karantina selama 14 hari.
"Saya sempat tanya pada mereka, mau tidak dikarantina selama 14 hari, dan dijawab mau. Selanjutnya saya tanya lagi betah tidak, lalu dijawab betah, tetapi mereka minta ada fasilitas jaringan wifi di vila mandiri," katanya.
Baca juga: Wonosobo siapkan BLK dan SKB tempat isolasi pasien COVID-19
Bupati Wihaji yang mendapat permintaan para pemudik pun menyanggupi memberikan fasilitas jaringan internet wifi, bahkan ditambah perangkat olahraga seperti papan catur, bola, dan raket.
"Nanti, kita pasang jaringan internet wifi. Yang penting, mereka sadar ikut mengantisipasi penyebaran virus corona," katanya di hadapan para penghuni vila mandiri.
Ia menyampaikan apresiasinya pada para pemudik yang mau dikarantina selama 14 hari meski mereka sudah merindukan dapat bertemu dengan keluarganya.
"Saya salut (pemudik) mau diisolasi karena mereka sayang keluarga dan masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai virus corona," katanya.
Ia mengatakan vila mandiri tersebut mampu menampung sekitar 50 orang sehingga pemudik yang saat ini menjalani karantina di tempat itu masih leluasa untuk kegiatan lainnya seperti tempat olahraga.
"Saya memahami para pemudik ini bukan dipenjara tetapi di ruang vila mandiri. Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi permintaan mereka untuk dipasang jaringan wifi, selain kita mencukupi kebutuhan untuk makan tiga kali sehari," katanya.
Baca juga: Kampung isolasi mandiri di Batang dapat bantuan beras, sabun, dan masker