Semarang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan PWI Jateng meluncurkan buku Ora Sengketa Ora Enak - Potret Pertarungan Menuju Jateng-1, Jumat (18/4/2025).
Peluncuran buku di sebuah hotel di kawasan Kota Lama Semarang yang dikemas dalam bedah buku itu dilakukan oleh Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono didampingi Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS selaku editor serta anggota komisioner lainnya, yaitu Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Muslim Aisha dan Ketua Divisi SDM, Penelitian, dan Pengembangan Mey Nurlela.
Turut hadir Kabag TPP Parhumas KPU Jateng Dewantoputra Adhipermana, Ketua Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mapilu) PWI Jateng Sugayo Jawama bersama jajarannya, dan sejumlah wartawan senior. Selain itu, hadir pula anggota tim penulis dari PWI Jateng, yaitu M Chamim Rifai, Setiawan Hendra Kelana, Achmad Zaenal M, Sunarto, Alkomari, dan Wisnu Setiadji.
Ketua KPU Handi Tri Ujiono menyampaikan, buku setebal 178 halaman ini merupakan refleksi kinerja KPU karena memotret dinamika pada Pilkada 2024, khususnya pilgub yang berlangsung lancar namun muncul sengketa mengingat salah satu paslon mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sengketa dinilai sebagai hal yang di luar tradisi dan menjadi sejarah karena baru pertama kali terjadi selama penyelenggaraan Pilgub Jateng secara langsung sebanyak empat kali sejak 2008.
Bagi KPU, menurut dia, meskipun sengketa ini ujungnya antiklimaks menyusul pencabutan gugatan, realitas ini justru memperkaya algoritma baru untuk bagaimana menghadapi sebuah sengketa.
''Seperti kita pahami episentrum Pilkada serentak 2024, tradisinya tampaknya bergeser dari DKI Jakarta ke Jawa Tengah. Itu disebabkan karena background dari pasangan calon yang seperti dinarasikan oleh buku ini adalah para jenderal, sehingga dimaknai sebagai perang bintang,'' tandasnya.
Handi berharap, buku yang menurutnya out of the box dari segi judul ini bisa menjadi legacy atau warisan bahwa di Pilkada 2024 ada peristiwa sengketa. Selain itu, buku Ora Sengketa Ora Enak (OSOE) yang disusun bersama tim wartawan dari PWI Jateng ini memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Usai peluncuran dilakukan sesi bedah buku yang dipandu Sekretaris Mapilu M Chamim Rifai. Perwakilan KPU yang sekaligus salah satu penulis buku Muslim Aisha dan editor Amir Machmud NS dihadirkan untuk mengupas seputar penggarapan buku yang terbilang cepat, dan daya tarik buku mengingat Pligub Jateng tergolong istimewa, baik dari sisi partisipasi masyarakat maupun paslon yang bertarung.
Puas
Menurut Muslim, buku OSOE sesungguhnya merefleksikan fase perjalanan Pilgub Jateng 2024 yang penuh ingar bingar, tapi justru mengalami puncaknya pada proses sengketa. Dan titik klimaksnya terjadi ketika paslon mendadak mencabut gugatan di MK.
''Semua saya kira plong dan marem (puas) begitu ada pencabutan gugatan. KPU semringah, pemohon juga puas, termohon apalagi. Inilah mengapa kami sebut pencabutan gugatan merupakan klimaks dari rentetan proses pilgub ini. Sekali lagi, sengketa membuat kami belajar bagaimana menyikapi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan, dan pelajaran berharga dalam menyelenggarakan Pemilu,'' katanya.
Di bagian lain, Amir Machmud NS mengakui baru kali ini mendapatkan tugas menyusun buku yang pengerjaannya ala Bandung Bondowoso karena berkejaran dengan waktu. Tak sampai sebulan, teknis dan substansi buku OSOE sudah selesai.
''Buku ini adalah dokumentasi, referensi, dan pembelajaran bagi penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU. Saya juga berharap buku ini bisa mengisi ruang-ruang kuliah dan menjadi bahan bacaan bagi pemilih pemula,'' kata wartawan yang sudah menulis 26 judul buku ini.
Yang membuat buku ini lengkap, karena ada sambutan Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin yang menilai buku OSOE adalah napak tilas bagi perjalanan demokrasi di Jateng yang ditulis secara ringan, akrab, dan lugas sehingga mudah dicerna. Dia juga mengapresiasi kinerja KPU Jateng yang telah berhasil melewati dinamika berat dalam Pilgub Jateng.
Tak ketinggalan, terdapat epilog dari anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Ida Budhiati yang turut memberi bobot buku ini. Dalam tulisannya, Ida juga menilai bahwa Jawa Tengah telah menjadi ''episentrum politik'' yang mendapat atensi publik dalam Pilkada 2024 lalu.