Tanoto Foundation latih kepala sekolah/madrasah Banyumas mitra Program Pintar
Purwokerto (ANTARA) - Tanoto Foundation mulai merealisasikan kerja sama yang dijalin dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melalui pelatihan bagi sekolah dan madrasah yang menjadi mitra Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (Pintar).
"Pada hari Rabu hingga Kamis (22-23/1), kami melatih kepala sekolah terlebih dahulu karena kepala sekolah memiliki peran sangat penting dalam manajerial sekolah. Setelah itu bertahap, guru dan komite," kata Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah Dr. Nurkolis, M.M. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dia mengatakan hal itu di sela kegiatan Pelatihan Praktik yang Baik Modul I Manajemen Berbasis Sekolah dan Budaya Baca yang diikuti kepala sekolah dari 29 sekolah/madrasah percontohan yang dipilih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bersama Tanoto Foundation.
Baca juga: Tingkatkan kualitas pendidikan, Banyumas gandeng Tanoto Foundation
Dengan melatih semua komponen utama sekolah, kata dia, perubahan positif di sekolah diharapkan akan berlangsung secara terstruktur dan masif.
Ia mengatakan selama dua hari kegiatan, peserta dilatih untuk memahami, menganalisis, dan mengembangkan pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen berbasis sekolah, pemantauan sekolah, serta bagaimana mendokumentasikan praktik yang baik.
Menurut dia, strategi yang digunakan dalam Modul 1 Pintar adalah berbasis praktik dengan perbandingan 70 persen praktik dan 30 persen teori, sehingga peserta akan lebih banyak menggali potensi sesuai konteks lembaganya sendiri.
"Mereka lebih banyak mendiskusikan pengembangan sekolah. Peserta akan saling berbagi, saling memberi masukan dan saling memikirkan program pengembangan sekolah dipandu oleh fasilitator daerah yang telah dilatih sebelumnya," kata Nurkolis.
Ia mengatakan kegiatan tersebut tujuannya agar makin banyak pihak yang terlibat untuk memikirkan pengembangan sekolah, bukan hanya dari internal sekolah.
Oleh karena itu, kata dia, dibuat perencanaan jangka pendek dan panjang dengan melibatkan potensi lingkungan sekolah, sehingga terbentuk sekolah yang berbasis transparan, akuntabel, dan partisipatif menuju sekolah yang efektif.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Irawati mengatakan pelatihan tersebut dapat mengaktifkan semua peserta karena ada diskusi kelompok, interaksi, literasi, dan presentasi yang nantinya akan sangat baik jika diterapkan di sekolah.
"Saya berharap praktik baik yang telah dilatihkan nanti bisa dikembangkan tidak hanya di sekolah mitra, tetapi semua sekolah SD dan SMP di Banyumas juga bisa menerapkan. Yang dilatihkan dalam Program Pintar Tanoto Foundation ini semuanya sesuai dan selaras dengan apa yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
Baca juga: Wahid Foundation ajak generasi milenial perkuat toleransi
Baca juga: Kemendikbud dukung program Djarum Foundation
"Pada hari Rabu hingga Kamis (22-23/1), kami melatih kepala sekolah terlebih dahulu karena kepala sekolah memiliki peran sangat penting dalam manajerial sekolah. Setelah itu bertahap, guru dan komite," kata Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah Dr. Nurkolis, M.M. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dia mengatakan hal itu di sela kegiatan Pelatihan Praktik yang Baik Modul I Manajemen Berbasis Sekolah dan Budaya Baca yang diikuti kepala sekolah dari 29 sekolah/madrasah percontohan yang dipilih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bersama Tanoto Foundation.
Baca juga: Tingkatkan kualitas pendidikan, Banyumas gandeng Tanoto Foundation
Dengan melatih semua komponen utama sekolah, kata dia, perubahan positif di sekolah diharapkan akan berlangsung secara terstruktur dan masif.
Ia mengatakan selama dua hari kegiatan, peserta dilatih untuk memahami, menganalisis, dan mengembangkan pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen berbasis sekolah, pemantauan sekolah, serta bagaimana mendokumentasikan praktik yang baik.
Menurut dia, strategi yang digunakan dalam Modul 1 Pintar adalah berbasis praktik dengan perbandingan 70 persen praktik dan 30 persen teori, sehingga peserta akan lebih banyak menggali potensi sesuai konteks lembaganya sendiri.
"Mereka lebih banyak mendiskusikan pengembangan sekolah. Peserta akan saling berbagi, saling memberi masukan dan saling memikirkan program pengembangan sekolah dipandu oleh fasilitator daerah yang telah dilatih sebelumnya," kata Nurkolis.
Ia mengatakan kegiatan tersebut tujuannya agar makin banyak pihak yang terlibat untuk memikirkan pengembangan sekolah, bukan hanya dari internal sekolah.
Oleh karena itu, kata dia, dibuat perencanaan jangka pendek dan panjang dengan melibatkan potensi lingkungan sekolah, sehingga terbentuk sekolah yang berbasis transparan, akuntabel, dan partisipatif menuju sekolah yang efektif.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Irawati mengatakan pelatihan tersebut dapat mengaktifkan semua peserta karena ada diskusi kelompok, interaksi, literasi, dan presentasi yang nantinya akan sangat baik jika diterapkan di sekolah.
"Saya berharap praktik baik yang telah dilatihkan nanti bisa dikembangkan tidak hanya di sekolah mitra, tetapi semua sekolah SD dan SMP di Banyumas juga bisa menerapkan. Yang dilatihkan dalam Program Pintar Tanoto Foundation ini semuanya sesuai dan selaras dengan apa yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
Baca juga: Wahid Foundation ajak generasi milenial perkuat toleransi
Baca juga: Kemendikbud dukung program Djarum Foundation