Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan penutupan kompleks Resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning merupakan momentum bagi mantan warga binaan tempat tersebut untuk hijrah ke jalan yang lebih baik.
"Ketika ada edaran Kementerian Sosial kalau 2019 prostitusi hilang, ini saatnya kita insaf, kembali ke kehidupan lebih baik," kata Hendrar saat penutupan Resos Argorejo di Semarang, Jumat.
Ia juga meminta 448 warga binaan yang terdiri atas wanita pekerja seks ini pulang ke daerah asalnya masing-masing, menemui orang tuanya dan meminta maaf.
"Saya doakan saudara sekalian mendapat pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan rezeki dan kesuksesan," katanya.
Baca juga: Resmi ditutup, Lokalisasi Sunan Kuning Semarang dijadikan kampung tematik
Pemerintah Kota Semarang resmi menutup kompleks resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning Semarang, Jumat.
Penutupan tersebut ditandai dengan pembacaan ikrar oleh beberapa perwakilan warga binaan yang dipimpin oleh Ketua Pengelola Resos Argorejo Suwandi.
Ikrar itu sendiri menyatakan para warga binaan Resos Argorejo bersedia meninggalkan profesi wanita pekerja seks dalam rangka meningkatkan harkat martabat sebagai perempuan.
Sebagai tanda resminya penutupan kompleks lokalisasi tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi membuka tirai papan pengumuman yang bertuliskan "Wilayah Argorejo (SK) Kawasan Bebas Prostitusi"
Menurut Wali Kota, kawasan Resos Argorejo ini nantinya akan diubah menjadi kampung tematik.
"Akan difokuskan untuk optimalisasi wisata religi Sunan Kuning," katanya.
Baca juga: Sunan Kuning ditutup, 448 warga binaan dipulangkan
Baca juga: 448 warga Sunan Kuning bakal terima tali asih