"Pada 2019 ini, resolusi kita tetap fokus menjadi merek teknologi global yang ikonik dengan membangun brand image premium di segmen smartphone mid and high," ujar Khing Seng dalam temu media di Jakarta, Sabtu.
Saat ini, menurut Khing Seng, Huawei berusaha membangun kembali brand, setelah melakukan perubahan secara internal, seperti restrukturisasi distribusi pada 2018.
Selain fokus pada smartphone premium untuk membangun image brand, Huawei juga berkomitmen untuk secara konsisten menghadirkan smartphone flagship mereka, seperti seri P dan seri Mate dengan jeda waktu yang tidak jauh berbeda dari peluncuran global.
Hal ini dilakukan agar pengguna dapat dengan lebih cepat menikmati produk-produk inovatif dari Huawei.
"(smartphone flagship) Akan selalu masuk, sebelumnya kita tidak melakukan itu, masuk pun dengan peluncuran global yang jauh, tapi sekarang peluncuran seri P akan masuk di sini dengan jarak yang mungkin enggak lewat dari sebulan," kata Khing Seng.
Selain itu, Huawei juga ingin bermain di segmen high-end yang peluangnya menurut Khing Seng masih sangat terbuka lebar.
"Enggak semua merek bisa main di high-end, dan pemain high-end di Indonesia paling cuma dua, dan kami merek yang sanggup main di situ, jadi lebih besar peluangnya main di situ," kata dia.
Baca juga: Huawei perkenalkan Y70 Pro 2019, ponsel "entry-level" rasa premium
Fokus pada segmen menengah ke atas, berarti bahwa Huawei juga mengandalkan smartphone mid-end seri nova -- terbaru nova 3i diluncurkan pada 11 September lalu dengan harga Rp4,199 juta.
"(di Indonesia) Secara kuantitas yang pasti middle lebih dibanding high end," ujar Khing Seng.
Pada kuartal kedua 2018, Huawei berada di posisi kedua secara global mengalahkan Apple dengan pangsa pasar 14,6 persen. Hal yang sama juga terjadi pada kuartal ketiga 2018.
Pada akhir 2018, Huawei mengumumkan telah menjual lebih dari 200 juta unit smartphone secara global.
"Ini berarti bahwa Huawei punya inovasi sehingga produknya diterima dengan memberikan value lebih kepada konsumen. Ini membuat pendapatan kami tumbuh," kata Khing Seng.
Sayangnya, Khing Seng enggan mengungkap kontribusi pasar Indonesia terhadap jumlah penjualan secara global Huawei.
"Kami ingin memulai dengan basic yang benar, kami percaya produk-produk high-end kami bisa diterima," ujar Khing Seng.
"Untuk target, dalam waktu mungkin 2 sampai 3 tahun ini kami mau jadi nomor 3 di Indonesia," tambah dia.
Baca juga: Huawei raup Rp30 miliar dari pre-order Mate 20 Pro
Baca juga: Polandia tangkap karyawan Huawei atas tuduhan mata-mata