Stabilisasi harga, Perusahaan Perdagangan Indonesia kembangkan Warung PPI
Purwokerto (Antaranews Jateng) - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Cabang Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengembangkan Warung PPI guna mendukung program Gerakan Stabilisasi Harga Pangan (GSHP), kata Asisten Manajer Komersial PT PPI Cabang Purwokerto Fachri Mahardi.
"Hingga saat ini sudah ada sekitar 30-40 mitra yang membuka Warung PPI terutama di wilayah kota Purwokerto," katanya di Purwokerto, Rabu.
Kendati demikian, dia mengakui pihaknya saat sekarang belum melakukan kembali pengadaan beras ke Bulog untuk dijual melalui program GSHP karena harga komoditas pangan tersebut di pasaran cenderung stabil.
Selain itu, kata dia, program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) akan dilaksanakan di Kabupaten Banyumas mulai bulan Oktober 2018 dan rumah tangga penerima manfaat nantinya akan membelanjakan bantuan tersebut di warung-warung yang telah ditunjuk oleh Bank Mandiri.
"Kebetulan warung-warung tersebut tidak ditentukan harus ambil barang dari mana. Oleh karena itu, kami akan berkomunikasi dengan warung-warung yang ditunjuk oleh Bank Mandiri, mudah-mudahan ada yang cocok sehingga bisa ambil barang dari PPI," katanya.
Terkait dengan hal itu, Fachri mengatakan khusus beras yang akan dipasok untuk warung-warung pelaksana BPNT berbeda dengan beras dari Bulog yang digunakan untuk program GSHP.
Dalam hal ini, kata dia, beras tersebut berasal dari petani binaan PT PPI Cabang Purwokerto yang tersebar di tujuh kecamatan sesuai den wilayah layanan penyaluran pupuk bersubsidi, yakni Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, Purwokerto Barat, Purwokerto Utara, Kebasen, Somagede, dan Tambak.
"Beras tersebut berkualitas medium. Insya Allah kualitasnya lebih baik," katanya.
Dia menargetkan bisa menyediakan beras bagi sekitar 10-20 persen (14.600-29.000 rumah tangga, red.) dari total penerima manfaat BPNT di Kabupaten Banyumas yang sebanyak 146.000 rumah tangga.
Menurut dia, jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan PT PPI Cabang Purwokerto dalam melakukan pengadaan beras dari petani yang dibeli sesuai dengan harga pasar.
"Hingga saat ini sudah ada sekitar 30-40 mitra yang membuka Warung PPI terutama di wilayah kota Purwokerto," katanya di Purwokerto, Rabu.
Kendati demikian, dia mengakui pihaknya saat sekarang belum melakukan kembali pengadaan beras ke Bulog untuk dijual melalui program GSHP karena harga komoditas pangan tersebut di pasaran cenderung stabil.
Selain itu, kata dia, program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) akan dilaksanakan di Kabupaten Banyumas mulai bulan Oktober 2018 dan rumah tangga penerima manfaat nantinya akan membelanjakan bantuan tersebut di warung-warung yang telah ditunjuk oleh Bank Mandiri.
"Kebetulan warung-warung tersebut tidak ditentukan harus ambil barang dari mana. Oleh karena itu, kami akan berkomunikasi dengan warung-warung yang ditunjuk oleh Bank Mandiri, mudah-mudahan ada yang cocok sehingga bisa ambil barang dari PPI," katanya.
Terkait dengan hal itu, Fachri mengatakan khusus beras yang akan dipasok untuk warung-warung pelaksana BPNT berbeda dengan beras dari Bulog yang digunakan untuk program GSHP.
Dalam hal ini, kata dia, beras tersebut berasal dari petani binaan PT PPI Cabang Purwokerto yang tersebar di tujuh kecamatan sesuai den wilayah layanan penyaluran pupuk bersubsidi, yakni Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, Purwokerto Barat, Purwokerto Utara, Kebasen, Somagede, dan Tambak.
"Beras tersebut berkualitas medium. Insya Allah kualitasnya lebih baik," katanya.
Dia menargetkan bisa menyediakan beras bagi sekitar 10-20 persen (14.600-29.000 rumah tangga, red.) dari total penerima manfaat BPNT di Kabupaten Banyumas yang sebanyak 146.000 rumah tangga.
Menurut dia, jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan PT PPI Cabang Purwokerto dalam melakukan pengadaan beras dari petani yang dibeli sesuai dengan harga pasar.