Kisah Warung Makan Selera Jenderal di Demak, berawal dari celetukan pelanggan
Demak (ANTARA) - Pelanggan merupakan kasta tertinggi dalam transaksi jual beli. Oleh karena itu, mereka dijuluki sebagai raja. Sebagai raja dan ratu, sudah selayaknya mereka memperoleh layanan prima.
Karena diperlakukan bak raja, pelanggan pun kerap memberi hadiah ke pelayan. Hadiahnya boleh jadi melampaui nilai uang. Bisa berupa sesuatu yang menjadi inspirasi untuk meningkatkan cita rasa makanan serta memberikan label warung makan dengan nama-nama yang unik.
Itulah yang dirasakan pemilik sebuah warung makan sederhana.
Siapa sangka, warung makan berukuran 3x6 meter di tepi sungai di Desa Brambang, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, itu kini berkembang menjadi besar dan pelanggannya datang dari berbagai kalangan.
Keberhasilan Sumami, 48 tahun, pemilik "Warung Makan Selera Jenderal", hingga warungnya menjadi besar, diawali dari membuat warung makan untuk mengisi waktu luang setelah bersama suaminya, Imam Sugiman, pensiunan Dinas Perhubungan Kota Semarang pada tahun 2012, memutuskan pindah ke Kabupaten Demak.
Meskipun suaminya memiliki bengkel sepeda motor berukuran kecil, Sumami, yang tidak punya kesibukan kala itu, minta dibuatkan warung makan berukuran kecil di tepi sungai, tepat di tepi jalan alternatif dari Mranggen menuju Kota Demak.
Awal berdiri pada November 2013, warung makan di tepi sungai itu hanya menyajikan soto, gulai, dan nasi rames, sedangkan minuman yang disajikan juga hanya es teh dan es jeruk.
Karena lokasinya di tepi jalan dan kala itu juga jauh dari permukiman penduduk sehingga masih sepi, sedangkan konsumen terbesarnya merupakan warga yang melintasi jalan tersebut.
Beruntung jalur tersebut menjadi rute favorit para penggemar sepeda ontel dari berbagai daerah sehingga komunitas gowes dari berbagai daerah juga melintasi warung yang awalnya dinamai "Warung Dahar Mantap" itu.
Karena lokasi dekat warung juga terdapat pepohonan yang masih rindang, banyak pesepeda yang berhenti sejenak. Mengetahui ada warung makan, akhirnya banyak yang mampir sekadar minum es tes maupun es jeruk untuk menghilangkan dahaga sambil melepas lelah di tepi sungai.
Berawal dari minum es tes atau es jeruk, akhirnya banyak yang tertarik mencoba menu masakan yang disajikan dengan andalan, kala itu soto dan gulai.
Pelanggan menjadi inspirator sudah dirasakan Sumami sejak awal warung makan tersebut berdiri dan memiliki pelanggan tetap.
Berawal dari obrolan dengan pesepeda asal Semarang yang mampir bersama 13 temannya, pegowes itu nyeletuk mengusulkan nama soto sapi yang dinilai cukup nikmat dengan nama "Soto Sapi Jelly" alias soto sapi jejer kali (berdekatan dengan sungai).
Sumami pun tanpa berpikir panjang langsung mengamini usulan tersebut sehingga tulisan menu soto pun berubah menjadi "Soto Sapi Jelly".
Berkat pelanggannya pula, warung makan itu juga mudah ditemukan via Google Map karena didaftarkan oleh pelanggannya yang penyuka bersepeda yang kebetulan mampir untuk makan pada tahun 2014.
Lalu, pehobi bersepeda yang mampir semakin banyak dari berbagai komunitas. Akhirnya, warung makan diperluas setelah mendapatkan bantuan modal. Dari semula warung makan bernama "Warung Makan Dahar Mantap" hanya berukuran 3x6 meter, kemudian diperluas menjadi 3x12 meter. Menu makanan pun bertambah, termasuk adanya mangut "endas" manyung atau kepala ikan manyung.
Sementara jam bukanya dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Bahkan, saat pandemi COVID-19, warungnya justru ramai pembeli dari berbagai daerah, terutama dari Kota Semarang yang kala itu banyak warung makan yang tutup sehingga dirinya mendapatkan berkah karena pukul 10.00 WIB terkadang semua menu masakan sudah habis terjual.
Jika sebelumnya warungnya menjadi favorit para pegowes dari berbagai daerah, aparat berseragam cokelat pun ikut merasakan lezatnya masakan ibu tiga anak itu. Padahal, semua menu masakan yang ditawarkan hasil kreasinya sendiri untuk mengolah aneka menu kuliner agar para pelanggan merasakan kenikmatan melahap aneka kuliner yang disajikan.
Dari sekian banyak anggota Kepolisian yang mampir ke warungnya, tak hanya berpangkat kopral, termasuk para pejabat tinggi di Kepolisian Resor Demak juga ikut mencicipi masakan Sumami yang mengolah aneka bumbu dan bahan dengan kreativitasnya.
Selera jenderal harga kopral
Karena diperlakukan bak raja, pelanggan pun kerap memberi hadiah ke pelayan. Hadiahnya boleh jadi melampaui nilai uang. Bisa berupa sesuatu yang menjadi inspirasi untuk meningkatkan cita rasa makanan serta memberikan label warung makan dengan nama-nama yang unik.
Itulah yang dirasakan pemilik sebuah warung makan sederhana.
Siapa sangka, warung makan berukuran 3x6 meter di tepi sungai di Desa Brambang, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, itu kini berkembang menjadi besar dan pelanggannya datang dari berbagai kalangan.
Keberhasilan Sumami, 48 tahun, pemilik "Warung Makan Selera Jenderal", hingga warungnya menjadi besar, diawali dari membuat warung makan untuk mengisi waktu luang setelah bersama suaminya, Imam Sugiman, pensiunan Dinas Perhubungan Kota Semarang pada tahun 2012, memutuskan pindah ke Kabupaten Demak.
Meskipun suaminya memiliki bengkel sepeda motor berukuran kecil, Sumami, yang tidak punya kesibukan kala itu, minta dibuatkan warung makan berukuran kecil di tepi sungai, tepat di tepi jalan alternatif dari Mranggen menuju Kota Demak.
Awal berdiri pada November 2013, warung makan di tepi sungai itu hanya menyajikan soto, gulai, dan nasi rames, sedangkan minuman yang disajikan juga hanya es teh dan es jeruk.
Karena lokasinya di tepi jalan dan kala itu juga jauh dari permukiman penduduk sehingga masih sepi, sedangkan konsumen terbesarnya merupakan warga yang melintasi jalan tersebut.
Beruntung jalur tersebut menjadi rute favorit para penggemar sepeda ontel dari berbagai daerah sehingga komunitas gowes dari berbagai daerah juga melintasi warung yang awalnya dinamai "Warung Dahar Mantap" itu.
Karena lokasi dekat warung juga terdapat pepohonan yang masih rindang, banyak pesepeda yang berhenti sejenak. Mengetahui ada warung makan, akhirnya banyak yang mampir sekadar minum es tes maupun es jeruk untuk menghilangkan dahaga sambil melepas lelah di tepi sungai.
Berawal dari minum es tes atau es jeruk, akhirnya banyak yang tertarik mencoba menu masakan yang disajikan dengan andalan, kala itu soto dan gulai.
Pelanggan menjadi inspirator sudah dirasakan Sumami sejak awal warung makan tersebut berdiri dan memiliki pelanggan tetap.
Berawal dari obrolan dengan pesepeda asal Semarang yang mampir bersama 13 temannya, pegowes itu nyeletuk mengusulkan nama soto sapi yang dinilai cukup nikmat dengan nama "Soto Sapi Jelly" alias soto sapi jejer kali (berdekatan dengan sungai).
Sumami pun tanpa berpikir panjang langsung mengamini usulan tersebut sehingga tulisan menu soto pun berubah menjadi "Soto Sapi Jelly".
Berkat pelanggannya pula, warung makan itu juga mudah ditemukan via Google Map karena didaftarkan oleh pelanggannya yang penyuka bersepeda yang kebetulan mampir untuk makan pada tahun 2014.
Lalu, pehobi bersepeda yang mampir semakin banyak dari berbagai komunitas. Akhirnya, warung makan diperluas setelah mendapatkan bantuan modal. Dari semula warung makan bernama "Warung Makan Dahar Mantap" hanya berukuran 3x6 meter, kemudian diperluas menjadi 3x12 meter. Menu makanan pun bertambah, termasuk adanya mangut "endas" manyung atau kepala ikan manyung.
Sementara jam bukanya dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Bahkan, saat pandemi COVID-19, warungnya justru ramai pembeli dari berbagai daerah, terutama dari Kota Semarang yang kala itu banyak warung makan yang tutup sehingga dirinya mendapatkan berkah karena pukul 10.00 WIB terkadang semua menu masakan sudah habis terjual.
Jika sebelumnya warungnya menjadi favorit para pegowes dari berbagai daerah, aparat berseragam cokelat pun ikut merasakan lezatnya masakan ibu tiga anak itu. Padahal, semua menu masakan yang ditawarkan hasil kreasinya sendiri untuk mengolah aneka menu kuliner agar para pelanggan merasakan kenikmatan melahap aneka kuliner yang disajikan.
Dari sekian banyak anggota Kepolisian yang mampir ke warungnya, tak hanya berpangkat kopral, termasuk para pejabat tinggi di Kepolisian Resor Demak juga ikut mencicipi masakan Sumami yang mengolah aneka bumbu dan bahan dengan kreativitasnya.
Selera jenderal harga kopral