Solo (ANTARA) - Mahasiswi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Nabila Jaiza Mawarni berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan lolos sebagai top 8 Beauty Muslimah Indonesia Regional Jawa Tengah 2025 sekaligus meraih golden tiket karantina nasional di Bandung.
Capaian ini menjadi sorotan karena diraih melalui proses panjang dan perjuangan yang tidak mudah, terutama di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir Program Studi Ilmu Keperawatan.
Nabila menjelaskan bahwa perjalanannya menuju top 8 dimulai sejak pendaftaran pada Agustus hingga September 2025, dilanjutkan pembekalan pada Oktober, vote audisi pada Oktober-November, hingga audisi offline dan pengumuman tingkat provinsi pada November.
Jauh sebelum mendaftar, ia mengaku telah menaruh ketertarikan pada ajang Beauty Muslimah Indonesia setelah melihat unggahan salah satu mahasiswi UMS di media sosial.
“Jauh sebelum mendaftar, saya pernah melihat kak Felisa di unggahan Instagram UMS yang ternyata juga mengikuti Beauty Muslimah Indonesia dan masuk nominasi nasional. Dari situ saya mulai browsing tentang Beauty Muslimah Indonesia (BMI) dan menyusun rencana apa yang ingin saya tampilkan,” katanya, Sabtu.
Persiapan yang dilakukan Nabila terbilang panjang dan penuh keterbatasan. Tanpa latar belakang dunia modeling, ia harus berlatih secara mandiri, termasuk belajar catwalk sendiri di koridor kos dengan mengenakan heels setiap hari.
“Saya tidak punya basic di dunia modeling, ini benar-benar one shoot pertama. Bahkan sempat mendaftar sekolah modeling tapi tidak diterima karena tinggi badan kurang, jadi saya mencari cara lain dengan belajar sendiri, bahkan latihan catwalk di koridor kos sambil pakai heels 10 cm agar terbiasa,” tuturnya.
Makna lolos sebagai top 8 dan mendapatkan golden tiket nasional dirasakan sangat mendalam bagi Nabila. Ia menilai prestasi tersebut sebagai bukti bahwa mahasiswa UMS mampu bersaing di tingkat nasional tanpa meninggalkan tanggung jawab akademik.
“Sebagai mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan UMS, keberhasilan ini menjadi bukti sinergi antara passion, keinginan, dan dedikasi akademik. Saya ingin menginspirasi mahasiswi UMS bahwa kita mampu bersaing secara nasional tanpa mengorbankan ekselensi pendidikan,” katanya.
Dalam ajang Beauty Muslimah Indonesia, peserta dinilai dari berbagai aspek, mulai dari brain, beauty, behavior, psikotest, penalaran umum, hingga dukungan vote. Nabila menuturkan bahwa nilai-nilai tersebut telah didapatkan sejak menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam dan semakin diperkuat selama kuliah di UMS.
“Fondasi behavior atau akhlak saya ditempa sejak di pesantren, selaras dengan brain yang diasah, lalu diperkuat lagi ketika saya menimba ilmu di UMS,” ungkapnya.
Perjuangan Nabila semakin berat karena audisi offline di Semarang bertepatan dengan masa praktik dan penyusunan skripsi semester tujuh. Ia harus berpindah dari praktik di puskesmas, perjalanan antarkota, hingga audisi seharian penuh tanpa jeda istirahat yang cukup.
“Hari itu saya praktik di Puskesmas Baki sampai siang, sore langsung berangkat ke Semarang bawa koper besar, persiapan audisi sampai dini hari, audisi dari pagi sampai sore, malamnya kembali ke Solo, dan paginya langsung dinas lagi. Itu benar-benar perjuangan luar biasa,” ceritanya.
Latar belakang pendidikan di UMS diakui Nabila sangat membentuk karakter dan kepercayaan dirinya. Pengalaman sebagai talent video profil UMS, tutor, mentor, serta berbagai presentasi akademik dinilai berperan besar dalam melatih public speaking dan resiliensi. Ia juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa UMS agar berani keluar dari zona nyaman.
“Beranilah mencoba hal baru dan jangan takut gagal. Jika sudah diniatkan karena Allah, jangan berhenti karena omongan manusia. UMS punya fasilitas yang sangat baik, akan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan,” pesannya.
Ke depan, Nabila berharap dapat meraih hasil terbaik di karantina nasional dan masuk nominasi top 20 nasional. Ia juga berkomitmen menjalankan program sosial setelah rangkaian audisi selesai, di antaranya edukasi hipertensi bagi lansia, sahur on the road pada bulan Ramadhan, serta kegiatan bakti sosial bersama komunitas.
“Saya ingin menumbuhkan semangat bagi mahasiswa UMS dan mengamalkan ilmu yang telah saya dapatkan, karena ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon tanpa buah,” pungkasnya.

