Samsuri (44) petugas jaga retribusi pendakian dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), di Boyolali, Rabu, mengatakan, jumlah pendaki ke puncan Merapi pada liburan Hari Nyepi mencapai sekitar 300 orang meningkat 175 orang dibanding pekan sebelumnya sebanyak 125 orang.
Samsuri mengatakan para pendaki datang dari berbagai daerah antara lain Jakarta, Pulau Sumatera, Surabaya, Yogyakarta, Solo dan warga lokal Boyolali.
Menurut dia, para pendaki ke Merapi kebanyakan ingin melihat langsung kejadian gerhana Matahari Parsial dari daratan puncak dengan ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan air laut, pada Rabu pagi.
Selain itu, para pendaki juga tentunya akan melihat panorama keindahan pemandangan alam pegunungan pada pagi hari yang cuacanya hingga saat ini sangat mendukung bagi pencinta alam.
Menurut dia, para pendaki tersebut mulai melakukan pendakian ke puncak Merapi pada Selasa (8/3) malam hingga Rabu dini hari. Mereka kebanyakan membawa tenda untuk bermalam di kawasan Pasar Bubrah puncan Merapi.
Para pendaki setelah menikmati pemandangan alam di pegunungan, mereka mulai turun ke bawah Rabu pagi hingga siang hari.
Menurut dia, seperti biasa semua pendaki yang melakukan pendakian akan didata terlebih dahulu dan dikenakan biaya retribusi hanya sebesar Rp16.000 per orang, sedangkan pada hari liburan Rp18.500 per orang.
Meskinpun, jumlah pendaki pada liburan Nyepi mengalami peningkatan, tetapi Samsuri menilai adanya banyak penurunan dratis dibanding ketika akses jalan dari Boyolali menuju ke objek wisata Selo masih mulus.
"Kondisi jalan Boyolali-Selo sekarang rusak parah. Hal ini, menyebabkan jumlah wisatawan terutama para pendaki mengalami penurunan sekitar 80 persen," kata Samsuri.
Menurut dia, pihaknya berharap akses jalan wisata menuju Selo lereng Merapi segera ada perbaikan sehingga wisatawan akan merasakan kenyamanan dan aman menikmati pemandangan alam pegunungan di Merapi dan Merbabu.

