"Kami menargetkan semua dosen di Akbid Kudus lulusan S2 pada tahun 2015," ujarnya di Kudus, Selasa.
Saat ini, kata dia, dosen yang masih menyandang gelar S1 sudah menempuh pendidikan S2 dan diperkirakan pada akhir 2015 sudah lulus S2.
Terkait dengan program jurusan S2 kebidanan, kata dia, perguruan tinggi di Tanah Air memang hanya ada di dua kota, yakni Surabaya dan Bandung.
Akan tetapi, kata dia, dosen yang belum S2 memilih kuliah di perguruan tinggi di Surabaya.
Untuk mendorong sejumlah dosen menempuh pendidikan S2, kata dia, Akbid Pemkab Kudus memberikan bantuan biaya pendidikan terhadap dosen yang bersedia menempuh pendidikan S2.
Persiapan dosen S2 kebidanan tersebut, kata dia, untuk persiapan perubahan status menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) serta pemberlakuan aturan bahwa semua dosen harus lulusan S2 pada 2015.
Apalagi, kata dia, pemerintah memberikan kesempatan terhadap semua perguruan tinggi untuk menyiapkan semua dosen menyandang gelar S2 selama 10 tahun.
Sebetulnya, kata dia, dosen di Akbid Kudus tercatat 68 orang, sebanyak 26 orang di antaranya merupakan dosen tetap, sedangkan 42 orang dosen tidak tetap.
Khusus untuk dosen tidak tetap, kata dia, sudah menyandang lulusan S2, sedangkan dosen tetap hanya tersisa empat orang.
Dosen yang belum menyandang gelar S2 pada 2015, kata dia, tidak boleh mengajar.