Para ilmuwan pada Rabu waktu setempat menyebutnya sebagai "gambaran bayi (tahun-tahun awal) alam semesta".
Gambar-gambar galaksi yang ditangkap teleskop Hubble bukan merupakan gambaran kondisi terkini (dalam ukuran waktu Bumi) yang terjadi di galaksi tersebut.
Cahaya dari gugusan bintang di galaksi itu memerlukan waktu jutaan tahun untuk sampai ke Bumi. Sebagai gambaran, jarak Bumi-Matahari adalah 150.000.000 kilometer, sehingga cahaya Matahari yang dilihat saat ini di Bumi sebenarnya telah terpancar di Matahari tujuh menit sebelumnya.
Salah satu dari tujuh galaksi itu adalah yang tertua yang pernah ditemukan, berasal dari waktu ketika alam semesta hanya berumur 380 juta tahun, relatif sangat muda jika dibandingkan dengan usia semesta saat ini.
"Galaksi-galaksi pada masa awal ini adalah bahan-bahan pembangun galaksi yang kita alami sekarang," kata ilmuwan NASA, John Grunsfeld, kepada wartawan dalam konferensi pers.
Penemuan galaksi-galaksi yang berasal dari tahun-tahun awal alam semesta ini terbentuk, dapat membantu ilmuwan mengetahui apa yang terjadi setelah periode yang disebut sebagai dark ages.
Dark ages adalah periode waktu sekitar 200 juta tahun, setelah terjadi Big Bang. Pada waktu itu, awan-awan hidrogen mulai menyatu karena gaya gravitasi dan kemudian memanas menyala, memicu terbentuknya generasi awal bintang-bintang.
"Periode itu adalah momen yang sangat penting dari sejarah alam semesta," kata astronom dari California Institute of Technology, Richard Ellis .
Para ilmuwan belum menemukan kapan tepatnya "fajar kosmik" itu muncul. Mereka juga belum mengetahui apakah peristiwa itu tunggal sekaligus dramatis yang langsung menyebabkan semua galaksi membentuk bintang ataukah kejadiannya bertahap dalam rentang waktu jutaan tahun.
Penemuan tujuh galaksi yang terbentuk 350 sampai 600 juta tahun setelah ledakan Big Bang itu mendukung teori yang mengatakan, galaksi membentuk gugusan bintang dan elemen-elemen kimiawinya secara bertahap, kata astronom University of Arizona, Brant Robertson.
Para astronom itu berencana melanjutkan penelitian tentang tujuh galaksi itu setelah teleskop ruang angkasa baru setelah Hubble, yang bernama James Webb, diluncurkan pada 2018.