Cilacap (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan upaya modifikasi cuaca untuk mempercepat pencarian para korban hilang yang masih tertimbun material longsor di Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akibat hujan yang beberapa hari menghambat operasi.
Saat mendampingi Gubernur Jawa Tengah Achmad Luthfi meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Minggu, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan mengatakan modifikasi cuaca mulai dilakukan pada Minggu (16/11) dengan melibatkan ahli dari BMKG di dalam pesawat pemantau.
“Kami berharap bisa berhasil ya, karena ini tergantung dengan angin,” katanya.
Ia mengatakan ahli BMKG memiliki tugas mengidentifikasi kandungan air pada awan sebelum dilakukan penyemaian.
Ia meyakini dan percaya hujan tidak akan turun jika anginnya bisa sesuai dengan prediksi BMKG.
“Kalau turun paling rintik. Tapi kalau angin di luar prediksi, ya hujan akan turun juga,” katanya.
Sementara dalam rapat evaluasi di Posko Lapangan, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan koordinasi seluruh unsur SAR terus diperkuat, terutama terkait kondisi cuaca yang kerap menghambat proses pencarian.
“Sudah diminta untuk modifikasi cuaca, dan sudah dilakukan oleh BNPB,” katanya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan keterbatasan waktu operasi akibat cuaca menjadi persoalan utama sejak hari pertama pencarian.
“Waktunya hanya bisa dimulai pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Dengan evaluasi yang ada, BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca agar dapat mengurangi hujan di lokasi,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan data sementara hingga hari keempat, Minggu (16/11), pukul 13.00 WIB, Basarnas telah menemukan 10 jenazah korban hilang, sementara sekitar 11 orang lainnya masih dalam pencarian.

