Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menegaskan akan pentingnya penguatan komitmen seluruh pihak dalam menghadirkan pendidikan inklusi di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) agar setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berprestasi.
“Semua anak mempunyai hak memperoleh pendidikan yang sama, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Hari ini kita tidak sekadar menghadiri acara, tetapi merayakan nilai besar, yakni kesetaraan dalam pendidikan,” katanya saat membuka Gebyar Inklusi Jenjang SMP Tahun 2025 di halaman Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Ia menyampaikan apresiasi kepada jajaran Dinas Pendidikan, para kepala sekolah, guru, orang tua, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan pendidikan inklusi di Kabupaten Banyumas.
Menurut dia, gebyar inklusi tidak boleh hanya bersifat seremonial, melainkan menjadi ruang apresiasi atas potensi dan bakat anak-anak berkebutuhan khusus.
"Tugas kita bukan menghakimi keterbatasan, tetapi menggali kelebihan. Setiap anak adalah bintang, hanya mungkin belum semua menemukan panggungnya," katanya.
Ia menekankan bahwa pendidikan inklusif merupakan kerja bersama, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengapresiasi penampilan siswa berkebutuhan khusus dalam kegiatan tersebut, mulai dari senam, menggambar, hingga peragaan busana. "Semua ini bukti bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa," katanya.
Usai acara, Bupati Sadewo menyebutkan bahwa beberapa sekolah di Banyumas telah ditunjuk untuk menerima siswa anak berkebutuhan khusus (ABK), salah satunya SD Negeri Arca Winangun 5 yang mayoritas siswanya adalah ABK.
Ia menegaskan penerapan pendidikan inklusi tidak bersifat wajib, tetapi setiap sekolah memiliki peluang untuk menerima ABK sesuai dengan kemampuan dan fasilitas yang tersedia.
"Harapannya ke depan pendidikan semakin baik, semua anak, termasuk ABK bisa diterima di sekolah umum,” katanya.
Ia mengatakan pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran pendidikan hingga 34 persen dari APBD, jauh di atas ketentuan minimal 20 persen, karena pendidikan merupakan bentuk investasi penting bagi masa depan Banyumas.
“Anggaran untuk pendidikan akan diperhatikan betul-betul, karena ini investasi besar bagi masa depan daerah,” katanya.
Bupati mengharapkan kolaborasi pemerintah daerah bersama DPRD, sekolah, dan masyarakat terus memperkuat penyelenggaraan pendidikan inklusi, khususnya di jenjang SMP.
Sementara itu, Ketua DPRD Banyumas Subagyo menilai pendidikan inklusi merupakan pengejawantahan semboyan Bhineka Tunggal Ika, karena memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak bangsa.
“Indonesia merdeka adalah untuk menciptakan pembangunan manusia seutuhnya, lahir maupun batin, tanpa pengecualian. Pendidikan inklusi ini wujud nyata semboyan itu,” katanya.
Menurut dia, kebijakan Dinas Pendidikan Banyumas terkait dengan pendidikan inklusi merupakan bukti keseriusan pemerintah mempercepat layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar bisa mandiri dan mengembangkan potensi dirinya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan kegiatan Gebyar Inklusi SMP merupakan bagian dari dukungan terhadap program education for all atau pendidikan untuk semua.
“Selain lomba psikomotor, seperti senam atau modeling, ada juga lomba kognitif seperti menggambar. Kami juga menghadirkan sesi berbagi praktik baik dari orang tua dan pendamping ABK,” katanya.
Menurut dia, saat ini terdapat sekitar 367 ABK yang bersekolah di SMP, baik negeri maupun swasta di Banyumas.
"Untuk jenjang SD jumlahnya lebih banyak lagi. Prinsipnya, sekolah negeri tidak boleh menolak ABK, tetapi harus ada rekomendasi psikolog atau psikiater untuk menyesuaikan layanan yang tepat," katanya
Baca juga: Legislator Dukung Banyumas Deklarasi Pendidikan Inklusi

