Kabupaten Magelang (ANTARA) - Pergelaran Rupiah Borobudur Playon 2025 di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diprediksi mencatatkan perputaran uang di daerah tersebut mencapai Rp7 miliar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra, di Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu, menjelaskan bahwa jumlah peserta Rupiah Borobudur 2025 meningkat dibandingkan tahun lalu.
Ia menyebutkan jumlah peserta Rupiah Borobudur Playon 2025 mencapai 4.000 pelari, sedangkan pada tahun lalu tercatat sekitar 3.500 pelari yang berpartisipasi.
"Kalau tahun lalu kurang lebih Rp 5 miliar uang yang masuk di sektor perdagangan, hotel, dan restoran menurut catatan Kabupaten Magelang. Insya Allah tahun ini akan meningkat sampai Rp7 miliar," katanya.
Menurut dia, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung program "sport tourism" yang tengah digencarkan Pemerintah Provinsi Jateng, sekaligus menggerakkan sektor pariwisata dan perekonomian lokal.
Selain pelaksanaan lomba lari, kegiatan tersebut juga menghadirkan pameran UMKM, sosialisasi cinta, bangga, dan paham rupiah, serta edukasi perlindungan konsumen dan digitalisasi sistem pembayaran.
Ia mengatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan upaya BI mendorong inklusi keuangan dan pembayaran nontunai di masyarakat.
Rangkaian kegiatan Rupiah Borobudur Playon 2025, meliputi lari berjarak 5 Km dan 10 Km, dengan biaya registrasi peserta sebesar Rp175.000 untuk 5 Km dan Rp225.000 untuk 10 Km.
Seluruh biaya registrasi tersebut yang terkumpul sebesar Rp612 juta didedikasikan untuk dukungan pengembangan sarana dan prasarana kesejahteraan masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Pada kesempatan yang sama, turut dilaksanakan "Awarding Ceremony Jasirah Race 2025" yang menandai berakhirnya perjalanan kompetitif 20 tim peserta dalam menuntaskan berbagai tantangan di lima kota, yaitu Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta.
Dimulai pada 25 Juli 2025 dan dibuka secara resmi oleh Gubernur Jateng bersama Kepala Perwakilan BI, dan sejumlah pemangku kepentingan, kegiatan itu menggabungkan unsur sejarah, digitalisasi, dan sistem pembayaran modern berbasis QRIS dalam format lintas kota menggunakan moda transportasi kereta api.
Sementara itu, Asisten Daerah Setda Provinsi Jateng Sujarwanto menekankan bahwa kegiatan itu merupakan bentuk nyata kolaborasi dalam membangun ekonomi daerah.
"Kita ingin pariwisata hidup, uang berputar, UMKM dan pelaku usaha bergerak. Jika ini berjalan, maka pertumbuhan ekonomi pun akan terdorong. Pada triwulan lalu, ekonomi Jateng tumbuh 4,98 persen. Kami harapkan semester ini tumbuh lebih tinggi lagi," katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Jateng turun menjadi 9,48 persen berdasarkan survei Maret 2025, dan menunjukkan hasil positif dari gerakan bersama berbagai pihak, termasuk dukungan aktif dari BI.
"Hari ini kita buktikan bahwa cinta rupiah juga berarti cinta terhadap ekonomi nasional. Ayo belanja, ayo berolahraga, dan ayo sukseskan pemulihan ekonomi kita," pungkasnya.

