Semarang (ANTARA) - Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag mengakui peran strategis media sebagai bagian dari konsep strategi pentahelix dalam mewujudkan tujuan bersama.
"Ini adalah konsep strategi yang menggunakan pendekatan kolaborasi dengan melibatkan lima unsur utama dalam suatu sistem, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media," kata Prof Nizar saat acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Strategi Komunikasi Perguruan Tinggi: Memperkuat Citra Institusi Melalui Kolaborasi Media” di Semarang, Rabu.
Konsep ini menekankan pentingnya sinergi dan kerja sama berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah, mencapai pembangunan berkelanjutan, atau mengembangkan potensi suatu daerah, seperti pariwisata atau penanggulangan bencana.
"Jadi media bukan hanya sekadar mitra publikasi, tetapi merupakan jembatan strategis antara kampus dan masyarakat. Kita ingin membangun komunikasi yang terbuka, produktif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut juga muncul berbagai informasi baru di lingkungan UIN Walisongo Semarang seperti pengukuhan lima guru besar baru dalam waktu dekat sebagai bagian dari penguatan distingsi keilmuan kampus. Selain itu, UIN Walisongo juga memberikan diskon 50 persen bagi alumni yang ingin melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di kampus tersebut.
Diskusi itu sendiri secara keseluruhan berlangsung cair dan produktif. Ida Noor Layla dari Jawa Pos Radar Semarang misalnya, menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi media baik secara kelembagaan maupun personal, dan menyambut baik hubungan simbiosis mutualisme yang selama ini terbangun. Ia juga mengusulkan adanya beasiswa khusus bagi wartawan, yang langsung ditanggapi positif oleh Rektor.
Sementara Teguh Imam Wibowo, Kepala Perum LKBN ANTARA Jateng mengusulkan UIN Walisongo Semarang lebih menonjolkan kajian-kajian khasnya dan menyarankan adanya pertemuan rutin media setiap triwulan.
Ahsan Fauzi (Metronews) mengapresiasi kualitas rilis dan publikasi dari Humas UIN Walisongo, namun berharap ke depan informasi yang sifatnya eksternal juga lebih banyak dimunculkan. Hal senada disampaikan Sodikin dari JatengNewsyang agar UIN Walisongo Semarang tak hanya mempublikasikan kegiatan seremonial, tetapi juga aktif mempromosikan hasil riset, opini dosen, dan pemikiran akademik. Ia menyarankan kampus mengangkat figur pengamat publik dari internal kampus untuk memberi warna dalam wacana nasional.
Aris Saefudin dari Sigi Jateng menambahkan pentingnya membangun persepsi positif terkait ma’had. Ia mencatat bahwa masih ada calon mahasiswa baru yang merasa khawatir karena mengira tinggal di pesantren adalah kewajiban mutlak. Dalam hal ini, ia menyarankan agar narasi yang dibangun lebih inklusif, mengedepankan sisi pilihan dan pembinaan, bukan paksaan.
Menutup diskusi, Rektor menegaskan komitmen UIN Walisongo Semarang untuk menjadikan media sebagai mitra strategis. “Kami siap membuka ruang kolaborasi yang lebih luas, termasuk pertemuan media secara berkala. Kritik dan masukan adalah bagian dari cinta, dan kami sangat menghargainya,” pungkas Prof. Nizar

