Solo (ANTARA) - PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo Hutchison memperkuat penciptaan nilai jangka panjang untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.
President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hustchison Vikram Sinha pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2024 melalui daring yang diikuti dari Solo, Jawa Tengah, Rabu mengatakan Indosat berkomitmen membagikan dividen seraya membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.
Ia mengatakan perusahaan tersebut terus fokus memberikan nilai bagi para pemegang saham dan mempercepat transformasi menjadi AI TechCo dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas bisnis.
Pada RUPST ini, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp2.702.617.958.197 atau setara dengan Rp83,3/saham.
“Distribusi dividen yang konsisten ini menegaskan kinerja keuangan Indosat yang stabil sejak merger, sekaligus mencerminkan komitmen perusahaan terhadap penciptaan nilai berkelanjutan,” katanya.
Sejak merger pada awal tahun 2022, Indosat menunjukkan tren pertumbuhan dividen yang kuat. Kondisi tersebut mencerminkan peningkatan profitabilitas dan fokus pada pengembalian nilai bagi pemegang saham.
Selain itu, Indosat telah menetapkan kebijakan pembagian dividen dengan target pembagian hingga 70 persen dari laba bersih pada tahun 2026, memperkuat komitmen jangka panjang perusahaan dalam memberikan imbal hasil bagi pemegang saham, sekaligus melanjutkan investasi dalam transformasi menjadi AI TechCo.
“Seiring dengan pertumbuhan kami menjadi AI-TechCo, pembagian dividen ini menjadi bukti nyata neraca keuangan yang sehat serta komitmen memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi pemegang saham. Hal ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham atas arah dan kemampuan tim mengeksekusi strategi yang fokus pada konsumen untuk menciptakan dampak terukur terhadap misi memberdayakan Indonesia,” katanya.
Sebagian bagian dari transformasi, pihaknya menyesuaikan izin usaha sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020.
“Langkah ini diperlukan untuk mendukung perluasan kegiatan bisnis, termasuk pemrograman dan pengembangan solusi berbasis AI, layanan TIK terintegrasi, konsultasi dan desain berbasis Internet of Things (IoT), serta pengembangan layanan berbasis data di sektor-sektor strategis seperti kesehatan dan keuangan digital,” katanya.