Solo (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berupaya memperkuat Solo, Provinsi Jawa Tengah sebagai kota kreatif dengan menyelenggarakan sejumlah kegiatan, salah satunya Record Store Coming Home Vol 2.
Ketua Hipmi Surakarta Wahyu Adi Wibowo di sela kegiatan di Radio PTPN Solo di Solo, Minggu, mengatakan segmentasi ekonomi kreatif lebih fokus.
"Ekonomi kreatif sangat segmented, tren sesuatu yang unik peminatnya long last dan lebih awet dan lebih loyal, baik secara hobi atau kesenangan," katanya.
Hal itu, termasuk kesenangan orang pada musik dengan perangkat lama, seperti vinyl atau kaset pita, yang justru lebih tersegmentasi.
"Ketika sudah hobi ya mereka lebih suka dengar lewat vinyl atau kaset, ya lebih mantap saja," katanya.
Ia mengatakan pasar khusus tersebut potensial untuk dikembangkan.
"Yang sudah senang ya sudah, tinggal kita mengembangkan ke segmen yang lebih besar," katanya.
Pada kegiatan tersebut, Hipmi memfasilitasi para pelaku UMKM menjual rilisan fisik seperti vinyl, kaset pita, dan CD.
Terkait dengan kegiatan tersebut, penyelenggara kegiatan, Tamtomo Dondit, mengapresiasi dukungan dari Hipmi Solo.
Ia mengatakan saat ini tren industri musik kembali berubah.
"Saat ini band-band baru itu kembali melirik rilisan fisik seperti kaset pita dan vinyl. Bahkan jika dibandingkan harga rilisan fisik band luar negeri dan dalam negeri kini harganya lebih mahal band dalam negeri. Dengan tren ini para penikmat musik juga berubah, sudah banyak yang berminat mengoleksi rilisan fisik seperti ini," katanya.
Baca juga: Hipmi ambil bagian pada pelaksanaan Solo Bersama Selamanya