Disperpusip Kota Magelang luncurkan "Lintang" untuk tingkatkan minat baca
Magelang (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang meluncurkan program "Literasi dan Terapan Kota Magelang (Lintang)" untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh melalui membaca, dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Disperpusip Kota Magelang Nurwiyono Slamet Nugroho dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Senin, mengatakan "Lintang" suatu implementasi program Perpustakaan Nasional, yakni transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dia mengharapkan program tersebut dapat menjembatani antara dunia bacaan dengan praktik nyata.
"Jadi perpustakaan bukan sekadar sumber informasi, tapi juga bisa mengedukasi pemustaka dan masyarakat tentang praktik baik yang diambil dari referensi buku di perpustakaan," katanya.
Ia menjelaskan "Lintang" bisa dikembangkan sehingga menambah kesejahteraan atau ada nilai ekonomi dan bisa membuka lapangan kerja.
Ia mengatakan "Lintang" yang dirintis sejak enam bulan yang lalu itu, mewadahi pemustaka yang mayoritas berusia muda. Mereka diberi referensi untuk mengembangkan wirausaha dengan belajar dari referensi buku, baik secara daring maupun luring.
"(Praktik) berupa pelatihan yang kekinian misalnya bikin buket uang, kue, foto produk untuk 'digital marketing' (pemasaran digital). Ada seserahan, manik-manik, hiasan dinding, dan sebagainya," kata Nurwiyono.
Dia memastikan "Lintang" tidak tumpang tindih dengan program pelatihan serupa yang diadakan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (DPPKUM).
Peluncuran program itu oleh Penjabat Sementara Wali Kota Magelang Ahmad Aziz didampingi Kepala Disperpusip Kota Magelang Nurwiyono Slamet Nugroho, beserta jajarannya di Aula Kantor Disperpusip Kota Magelang, Senin.
Pada kesempatan yang sama dilakukan penandatanganan komitmen pemangku kepentingan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) dan diskusi kelompok terpumpun perpusatakaan, dengan melibatkan unsur antara lain pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan media.
Penjabat Sementara Wali Kota Magelang Ahmad Aziz mengatakan kehadiran "Lintang" sebagai bentuk nyata dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan berbasis informasi dari koleksi buku di perpustakaan.
Selain "Lintang", katanya, ada layanan aplikatif bisnis yang mendukung TPBIS yang menyediakan literasi bisnis, dari motivasi hingga praktik nyata, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Saya ingin menekankan pentingnya komitmen bersama dalam pengembangan TPBIS ini. Keberhasilan program ini tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat luas," katanya.
Aziz menyebut inisiatif ini tidak hanya menjadi wujud komitmen dalam mendukung literasi dan inklusi sosial, tetapi juga menjadi langkah nyata membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.
Kepala Disperpusip Kota Magelang Nurwiyono Slamet Nugroho dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Senin, mengatakan "Lintang" suatu implementasi program Perpustakaan Nasional, yakni transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dia mengharapkan program tersebut dapat menjembatani antara dunia bacaan dengan praktik nyata.
"Jadi perpustakaan bukan sekadar sumber informasi, tapi juga bisa mengedukasi pemustaka dan masyarakat tentang praktik baik yang diambil dari referensi buku di perpustakaan," katanya.
Ia menjelaskan "Lintang" bisa dikembangkan sehingga menambah kesejahteraan atau ada nilai ekonomi dan bisa membuka lapangan kerja.
Ia mengatakan "Lintang" yang dirintis sejak enam bulan yang lalu itu, mewadahi pemustaka yang mayoritas berusia muda. Mereka diberi referensi untuk mengembangkan wirausaha dengan belajar dari referensi buku, baik secara daring maupun luring.
"(Praktik) berupa pelatihan yang kekinian misalnya bikin buket uang, kue, foto produk untuk 'digital marketing' (pemasaran digital). Ada seserahan, manik-manik, hiasan dinding, dan sebagainya," kata Nurwiyono.
Dia memastikan "Lintang" tidak tumpang tindih dengan program pelatihan serupa yang diadakan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (DPPKUM).
Peluncuran program itu oleh Penjabat Sementara Wali Kota Magelang Ahmad Aziz didampingi Kepala Disperpusip Kota Magelang Nurwiyono Slamet Nugroho, beserta jajarannya di Aula Kantor Disperpusip Kota Magelang, Senin.
Pada kesempatan yang sama dilakukan penandatanganan komitmen pemangku kepentingan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) dan diskusi kelompok terpumpun perpusatakaan, dengan melibatkan unsur antara lain pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan media.
Penjabat Sementara Wali Kota Magelang Ahmad Aziz mengatakan kehadiran "Lintang" sebagai bentuk nyata dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan berbasis informasi dari koleksi buku di perpustakaan.
Selain "Lintang", katanya, ada layanan aplikatif bisnis yang mendukung TPBIS yang menyediakan literasi bisnis, dari motivasi hingga praktik nyata, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
"Saya ingin menekankan pentingnya komitmen bersama dalam pengembangan TPBIS ini. Keberhasilan program ini tidak dapat dicapai tanpa dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha, hingga masyarakat luas," katanya.
Aziz menyebut inisiatif ini tidak hanya menjadi wujud komitmen dalam mendukung literasi dan inklusi sosial, tetapi juga menjadi langkah nyata membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.