Pemprov Jateng galakkan bantuan makanan bergizi
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggalakkan bantuan pemberian makanan bergizi bagi anak-anak dan ibu hamil sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan kemiskinan dan stunting.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Kabupaten Semarang, Selasa, mengatakan upaya tersebut dilaksanakan melalui program Desa Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
Pada 2024, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran senilai Rp240 juta untuk pengembangan Desa B2SA di 15 kabupaten/kota, dan masing-masing desa mendapatkan Rp16 juta, dengan kegiatan berupa pemberian makan bergizi kepada siswa SD
Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga mengalokasikan anggaran Rp600 juta untuk kegiatan rumah pangan B2SA di Jateng sebanyak 10 kelompok dengan masing-masing Rp60 juta.
Kegiatan tersebut berupa pemberian makan bergizi untuk anak balita dan ibu hamil sebanyak 50-60 kali dalam 1 tahun (2-3 kali seminggu) dengan lokasi di 10 kabupaten/kota di Jateng.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu berkesempatan mengecek langsung pelaksanaan program Desa B2SA di SD Bedono II, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Selasa.
Nana melihat langsung makanan yang diberikan kepada siswa-siswi SD, yang totalnya berjumlah 526 anak yang berasal dari SD Bedono II, SD Bedono III, Madrasah Ibtidaiyah Jeruk Wangi dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Islam Bedono.
Selain diberikan kepada pelajar SD, makanan juga disajikan kepada balita stunting dan ibu hamil yang terindikasi mengalami kekurangan energi kronis.
Mereka mendapatkan menu makanan berupa nasi, sop, tempe goreng, ayam goreng crispy, ungkep daging giling, susu dan buah.
"Menunya saya rasa sangat baik, dan ini akan terus kami kembangkan. Program ini sebenarnya bukan hanya di provinsi saja, di kabupaten/ kota pun sudah melakukan. Sudah ada beberapa yang melakukan simulasi ini," katanya.
Menurut dia, program tersebut untuk saat ini dilaksanakan di daerah rawan pangan dan angka stuntingnya tinggi, serta akan terus dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem.
Pelaksanaan program Desa B2SA di Desa Bedono juga dilengkapi dengan Program Gerakan Pangan Murah (GPM) sehingga masyarakat dapat mengakses kebutuhan pangan bergizi dengan harga murah.
Dalam GPM kali ini, terdapat komoditas beras, ayam olahan, telur, buah dan sayur mayur. Pemprov Jateng pun memberikan bantuan cadangan pangan kepada 147 keluarga miskin, dengan masing-masing mendapat 10 kg beras dan 10 bungkus mi mocaf.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bedono Siti menyampaikan bahwa penyediaan makanan B2SA bagi ibu hamil dan balita stunting dikerjasamakan dengan organisasi PKK.
Para kader PKK, kata dia, dibimbing ahli gizi dan Bapanas, serta mendapat dukungan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang memasok bahan pangan sehingga terjamin sehat dan segar.
Balita dan ibu hamil yang mendapatkan intervensi makanan bergizi, wajib menyantap makanan secara bersama-sama di Rumah Pangan B2SA untuk memastikan bahwa makanan tersebut betul-betul dikonsumsi.
Saat ini, kata dia, program Desa B2SA sudah memasuki tahap II yang rencananya dilaksanakan sebanyak 50 kali, setelah evaluasi pada tahap I bahwa intervensi pemberian makanan bergizi menunjukkan hasil positif.
"Hasilnya sangat positif sekali, karena pada tahap pertama dari intervensi sebanyak 19 orang stunting, telah menurun menjadi 11 orang. Dan mungkin Insya Allah untuk tahap kedua ini kami akan tuntas," kata Siti.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Kabupaten Semarang, Selasa, mengatakan upaya tersebut dilaksanakan melalui program Desa Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
Pada 2024, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran senilai Rp240 juta untuk pengembangan Desa B2SA di 15 kabupaten/kota, dan masing-masing desa mendapatkan Rp16 juta, dengan kegiatan berupa pemberian makan bergizi kepada siswa SD
Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga mengalokasikan anggaran Rp600 juta untuk kegiatan rumah pangan B2SA di Jateng sebanyak 10 kelompok dengan masing-masing Rp60 juta.
Kegiatan tersebut berupa pemberian makan bergizi untuk anak balita dan ibu hamil sebanyak 50-60 kali dalam 1 tahun (2-3 kali seminggu) dengan lokasi di 10 kabupaten/kota di Jateng.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu berkesempatan mengecek langsung pelaksanaan program Desa B2SA di SD Bedono II, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Selasa.
Nana melihat langsung makanan yang diberikan kepada siswa-siswi SD, yang totalnya berjumlah 526 anak yang berasal dari SD Bedono II, SD Bedono III, Madrasah Ibtidaiyah Jeruk Wangi dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Islam Bedono.
Selain diberikan kepada pelajar SD, makanan juga disajikan kepada balita stunting dan ibu hamil yang terindikasi mengalami kekurangan energi kronis.
Mereka mendapatkan menu makanan berupa nasi, sop, tempe goreng, ayam goreng crispy, ungkep daging giling, susu dan buah.
"Menunya saya rasa sangat baik, dan ini akan terus kami kembangkan. Program ini sebenarnya bukan hanya di provinsi saja, di kabupaten/ kota pun sudah melakukan. Sudah ada beberapa yang melakukan simulasi ini," katanya.
Menurut dia, program tersebut untuk saat ini dilaksanakan di daerah rawan pangan dan angka stuntingnya tinggi, serta akan terus dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem.
Pelaksanaan program Desa B2SA di Desa Bedono juga dilengkapi dengan Program Gerakan Pangan Murah (GPM) sehingga masyarakat dapat mengakses kebutuhan pangan bergizi dengan harga murah.
Dalam GPM kali ini, terdapat komoditas beras, ayam olahan, telur, buah dan sayur mayur. Pemprov Jateng pun memberikan bantuan cadangan pangan kepada 147 keluarga miskin, dengan masing-masing mendapat 10 kg beras dan 10 bungkus mi mocaf.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bedono Siti menyampaikan bahwa penyediaan makanan B2SA bagi ibu hamil dan balita stunting dikerjasamakan dengan organisasi PKK.
Para kader PKK, kata dia, dibimbing ahli gizi dan Bapanas, serta mendapat dukungan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang memasok bahan pangan sehingga terjamin sehat dan segar.
Balita dan ibu hamil yang mendapatkan intervensi makanan bergizi, wajib menyantap makanan secara bersama-sama di Rumah Pangan B2SA untuk memastikan bahwa makanan tersebut betul-betul dikonsumsi.
Saat ini, kata dia, program Desa B2SA sudah memasuki tahap II yang rencananya dilaksanakan sebanyak 50 kali, setelah evaluasi pada tahap I bahwa intervensi pemberian makanan bergizi menunjukkan hasil positif.
"Hasilnya sangat positif sekali, karena pada tahap pertama dari intervensi sebanyak 19 orang stunting, telah menurun menjadi 11 orang. Dan mungkin Insya Allah untuk tahap kedua ini kami akan tuntas," kata Siti.