Pemkot Semarang - Pramuka rehab rumah tak layak huni
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan Kwartir Cabang Pramuka Kota Semarang melakukan rehabilitasi rumah tidak layak huni yang berada di kawasan Rejosari, Semarang Timur.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menjelaskan program rehabilitasi rumah itu merupakan upaya bergerak bersama Pemkot Semarang membantu warga tidak mampu.
Tidak hanya Kwarcab Pramuka Kota Semarang, beberapa unsur lain, seperti anggota DPR dan DPRD juga ikut membantu merehabilitasi rumah milik Ibu Sumarni tersebut.
"Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, seperti Pak Adi (Adi Tri Hananto, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang) Mas Vino (Anggota DPR RI Mochamad Herviano), Mas Michael (Wakil Ketua DPC PDIP Kota Semarang), dan lainnya," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia berharap, semakin banyak pihak yang berkolaborasi membantu Pemkot Semarang untuk merehabilitasi rumah tidak layak huni.
"Kami juga berharap semua pihak berkolaborasi, pihak kecamatan bisa mendata warga yang membutuhkan, khususnya soal kesehatan dan rumah tak layak huni," katanya.
Menurut dia, Pemkot Semarang berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan organisasi kemasyarakatan untuk menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kota Atlas.
"Alhamdulillah tahun ini ada penurunan angka ancaman stunting di Kota Semarang. Pada akhir tahun 2022 lalu mencapai 3.600-an kasus, saat ini tinggal sekitar 1.022 kasus ancaman stunting," katanya.
Selain itu, Ita berharap Pramuka juga bisa ikut menyisir jika ada kasus kemiskinan ekstrem atau ancaman stunting yang mungkin terlewat oleh pendataan pemerintah.
Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang Adi Tri Hananto menyebutkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Semarang telah memperbaiki sebanyak 24 rumah tak layak huni pada tahun ini.
"Tahun 2024, targetnya mampu mencapai 28 rumah warga tak mampu di Kota Semarang. Ke depan, kami akan berusaha lebih keras lagi untuk membantu pemerintah daerah dalam program menyejahterakan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Sumarni (70), pemilik rumah menyampaikan terima kasih atas bantuan merehabilitasi rumah dengan luas tanah sekitar 20 meter yang selama ini dihuninya beserta enam anggota keluarga.
Sumarni saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kesehatan tubuh yang tak memungkinkan untuk berdiri, dan untuk memenuhi kebutuhan dibantu oleh anak dan kerabatnya di rumah tersebut.
Dengan program rehabilitasi itu, rumah Sumarni dibangun dengan konstruksi dua lantai agar bisa ditinggali secara layak oleh tujuh anggota keluarga.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menjelaskan program rehabilitasi rumah itu merupakan upaya bergerak bersama Pemkot Semarang membantu warga tidak mampu.
Tidak hanya Kwarcab Pramuka Kota Semarang, beberapa unsur lain, seperti anggota DPR dan DPRD juga ikut membantu merehabilitasi rumah milik Ibu Sumarni tersebut.
"Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, seperti Pak Adi (Adi Tri Hananto, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang) Mas Vino (Anggota DPR RI Mochamad Herviano), Mas Michael (Wakil Ketua DPC PDIP Kota Semarang), dan lainnya," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia berharap, semakin banyak pihak yang berkolaborasi membantu Pemkot Semarang untuk merehabilitasi rumah tidak layak huni.
"Kami juga berharap semua pihak berkolaborasi, pihak kecamatan bisa mendata warga yang membutuhkan, khususnya soal kesehatan dan rumah tak layak huni," katanya.
Menurut dia, Pemkot Semarang berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan organisasi kemasyarakatan untuk menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Kota Atlas.
"Alhamdulillah tahun ini ada penurunan angka ancaman stunting di Kota Semarang. Pada akhir tahun 2022 lalu mencapai 3.600-an kasus, saat ini tinggal sekitar 1.022 kasus ancaman stunting," katanya.
Selain itu, Ita berharap Pramuka juga bisa ikut menyisir jika ada kasus kemiskinan ekstrem atau ancaman stunting yang mungkin terlewat oleh pendataan pemerintah.
Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang Adi Tri Hananto menyebutkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Semarang telah memperbaiki sebanyak 24 rumah tak layak huni pada tahun ini.
"Tahun 2024, targetnya mampu mencapai 28 rumah warga tak mampu di Kota Semarang. Ke depan, kami akan berusaha lebih keras lagi untuk membantu pemerintah daerah dalam program menyejahterakan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Sumarni (70), pemilik rumah menyampaikan terima kasih atas bantuan merehabilitasi rumah dengan luas tanah sekitar 20 meter yang selama ini dihuninya beserta enam anggota keluarga.
Sumarni saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kesehatan tubuh yang tak memungkinkan untuk berdiri, dan untuk memenuhi kebutuhan dibantu oleh anak dan kerabatnya di rumah tersebut.
Dengan program rehabilitasi itu, rumah Sumarni dibangun dengan konstruksi dua lantai agar bisa ditinggali secara layak oleh tujuh anggota keluarga.