Magelang gelar pengawasan kearsipan untuk transparansi
Temanggung (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang menggelar pengawasan kearsipan dan pencanangan gerakan nasional sadar tertib arsip dengan tema "Optimalisasi Kearsipan untuk Pemerintahan yang Lebih Transparan dan Akuntabel". untuk transparansi pemerintahan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang Nurwiyono di Magelang, Kamis, menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta pentingnya arsip yang tertib pada pemerintahan dan masyarakat umum guna mendukung transparansi tata kelola pemerintahan.
Ia menyebutkan hasil pengawasan kearsipan Kota Magelang mengalami peningkatan dari nilai 84,27 (tahun 2023) menjadi 86,46 pada tahun 2024 atau kategori A.
Dia berharap dan berupaya agar tahun 2025 terus meningkat. Oleh sebab itu, dia mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) maupun instansi lainnya di Kota Magelang untuk mengelola arsip secara tersadar.
"Harapannya nanti kita bisa naik lagi, mohon kerjasamanya nanti bisa berkomunikasi dengan teman-teman arsiparis untuk hal atau isu apa saja yang bisa disamakan persepsinya. Karena terindikasi banyak sekali OPD yang memiliki arsiparis namun tidak difungsikan sebagai arsiparis melainkan ditugaskan untuk hal yang lain-lain," katanya.
Demikian pula bagi instansi yang baru pindah kantor agar menata arsip kembali supaya dokumen arsip tetap tersimpan, terjaga dengan baik di aset dan menjadi memori kolektif Pemkot Magelang.
Salah satu terobosan penyimpanan arsip dinamis adalah melalui aplikasi SRIKANDI. Pihaknya mengapresiasi instansi yang sudah memanfaatkan aplikasi itu meskipun masih ada beberapa kendala pada servernya.
Ia menyebut ada empat OPD dengan nilai kearsipan yang baik, yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (86,61), Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (87,8), Dinas Sosial (81,49) dan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (80,67).
Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Magelang Ahmad Aziz mengatakan arsip adalah hal yang perlu mendapat perhatian serius, selain untuk mengingatkan sejarah juga menyelamatkan data-data penting.
Maka, menurutnya penyimpanan arsip harus dilakukan secara konsisten agar mudah pada saat melakukan pencarian.
"Tentunya dengan kaitan kearsipan kita harus dapat memilah dan memilih mana yang masih dibutuhkan. Jangan sampai nanti ketika ada persoalan hukum saya tidak menginginkan dan saya tidak untuk kesulitan untuk mendapatkan bukti dengan hal-hal yang tidak betul," katanya.
Dia mengingatkan harus ada komitmen dari pimpinan, termasuk ketersediaan sumber daya arsiparis, sarana dan prasarananya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang Nurwiyono di Magelang, Kamis, menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta pentingnya arsip yang tertib pada pemerintahan dan masyarakat umum guna mendukung transparansi tata kelola pemerintahan.
Ia menyebutkan hasil pengawasan kearsipan Kota Magelang mengalami peningkatan dari nilai 84,27 (tahun 2023) menjadi 86,46 pada tahun 2024 atau kategori A.
Dia berharap dan berupaya agar tahun 2025 terus meningkat. Oleh sebab itu, dia mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) maupun instansi lainnya di Kota Magelang untuk mengelola arsip secara tersadar.
"Harapannya nanti kita bisa naik lagi, mohon kerjasamanya nanti bisa berkomunikasi dengan teman-teman arsiparis untuk hal atau isu apa saja yang bisa disamakan persepsinya. Karena terindikasi banyak sekali OPD yang memiliki arsiparis namun tidak difungsikan sebagai arsiparis melainkan ditugaskan untuk hal yang lain-lain," katanya.
Demikian pula bagi instansi yang baru pindah kantor agar menata arsip kembali supaya dokumen arsip tetap tersimpan, terjaga dengan baik di aset dan menjadi memori kolektif Pemkot Magelang.
Salah satu terobosan penyimpanan arsip dinamis adalah melalui aplikasi SRIKANDI. Pihaknya mengapresiasi instansi yang sudah memanfaatkan aplikasi itu meskipun masih ada beberapa kendala pada servernya.
Ia menyebut ada empat OPD dengan nilai kearsipan yang baik, yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (86,61), Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (87,8), Dinas Sosial (81,49) dan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (80,67).
Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Magelang Ahmad Aziz mengatakan arsip adalah hal yang perlu mendapat perhatian serius, selain untuk mengingatkan sejarah juga menyelamatkan data-data penting.
Maka, menurutnya penyimpanan arsip harus dilakukan secara konsisten agar mudah pada saat melakukan pencarian.
"Tentunya dengan kaitan kearsipan kita harus dapat memilah dan memilih mana yang masih dibutuhkan. Jangan sampai nanti ketika ada persoalan hukum saya tidak menginginkan dan saya tidak untuk kesulitan untuk mendapatkan bukti dengan hal-hal yang tidak betul," katanya.
Dia mengingatkan harus ada komitmen dari pimpinan, termasuk ketersediaan sumber daya arsiparis, sarana dan prasarananya.