Purwokerto (ANTARA) - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dodi Siraj Muamar Zain berhasil meraih gelar doktor di University of Arkansas, Amerika Serikat
"Alhamdulillah lulusnya Pak Dodi sebagai doktor dari University of Arkansas ini akan memperkaya khazanah keilmuan di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris," kata Kepala Prodi PBI UMP Feisal Aziez, Ph.D. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (8/6).
Ia mengatakan hadirnya Dodi Siraj Muamar Zain Ph.D. menambah daftar doktor di Prodi PBI UMP yang saat ini berjumlah 7 orang.
“Insyaallah dalam dua tahun ke depan akan bertambah setidaknya 2-3 doktor lagi. Mudah-mudahan ini bisa membawa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMP menuju ke arah yang lebih baik lagi," katanya.
Feisal juga memberikan selamat dan berharap ilmu yang didapat oleh Dodi Siraj Muamar Zain Ph.D. bisa membawa manfaat dan berkah bagi dirinya pribadi, keluarga, dan masyarakat luas.
Sementara dalam penelitian disertasinya, Dodi Siraj Muamar Zain PhD menjelaskan penggunaan mobile devices sebagai alat belajar dan mengajar Bahasa Inggris bagi guru pra-jabatan atau "Mobile Technology for Language Learning and Instruction: Investigating Beliefs and Attitudes of Indonesian EFL Preservice Teachers".
Baca juga: UMP luncurkan tempat penerimaan mahasiswa baru di Cirebon
"Saya tertarik untuk meneliti bagaimana respons terkait penggunaan mobile devices khususnya smartphone (telepon pintar, red.) di kalangan guru prajabatan," katanya.
Menurut dia, penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh penggunaan teknologi yang semakin masif di dunia pendidikan yang di antaranya berupa penggunaan telepon pintar.
Di samping itu, adanya pandemi COVID-19 mendorong model pembelajaran jarak jauh, sehingga memungkinkan penggunaan telepon pintar yang lebih intensif di kalangan guru prajabatan, baik sebagai alat bantu belajar maupun pembelajaran.
Terkait dengan temuan penelitian, secara garis besar adanya respons positif terkait penggunaan telepon pintar sebagai alat bantu belajar Bahasa Inggris dari para partisipan.
Meskipun sebagai alat mengajar, masih terdapat indikasi penolakan ataupun sikap enggan untuk menggunakan telepon pintar khususnya pada pembelajaran tatap muka.
"Untuk pembelajaran jarak jauh, partisipan seluruhnya menerima penggunaan smartphone sebagai alat bantu mengajar. Selain itu, para partisipan menunjukkan keyakinan mengenai prospek cerah terkait penggunaan smartphone, baik sebagai alat belajar maupun mengajar Bahasa Inggris di waktu yang akan datang," kata Dodi. (tgr)
Baca juga: Tim PGSD UMP kunjungi SD Muhammadiyah 3 Denpasar
Baca juga: Rizky Febian obati rasa rindu penggemarnya di Purwokerto pascapandemi