BSI jamin dana nasabah aman terkait kasus "skimming"
Kudus (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjamin keamanan dana nasabah berkaitan dengan kasus skimming yang dialami nasabah, kata Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Gunawan Arif Hartoyo.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kasus tersebut," ujarnya melalui Whatsapp yang diterima Antara terkait dugaan tindak kejahatan skimming atau pencurian informasi kartu debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik melalui sejumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Kudus, Selasa.
Untuk mencegah terjadinya skimming, kata dia, BSI akan meningkatkan pengawasan terhadap mesin ATM BSI di seluruh Indonesia.
Ia menghimbau nasabah untuk berhati-hati dan tidak memberikan informasi nomor identifikasi pribadi (PIN/personal identification number) kepada siapapun, serta mengganti PIN secara berkala dan waspada ketika memasukkan PIN di mesin ATM.
"Jika bertransaksi menggunakan internet banking, agar tidak menggunakan jaringan wifi bebas dan tidak menekan pilihan simpan password yang ditawarkan oleh browser," ujarnya.
Baca juga: 35 nasabah BRI jadi korban "skimming" ATM, dua pelaku ditangkap
Baca juga: 98 nasabah BNI jadi korban "skimming"
Adanya permasalahan tersebut, kata dia, menjadi masukan yang berharga dan BSI akan terus meningkatkan layanan bagi nasabah dan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi.
Informasi yang berkembang, nasabah BSI yang menjadi korban kejahatan skimming cukup banyak. Bahkan, BSI juga menginformasikan kepada UMK terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
Hal itu, dibenarkan Wakil Rektor II UMK Solekhan bahwa perwakilan dari BSI memang datang ke UMK untuk menginformasikan terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
"Mereka datang ke kampus untuk memberitahu bahwa sudah dilakukan investigasi. Apabila ada dosen tenaga kependikan yang menjaid nasabah BSI yang merasa dari rekeningnya ada transaksi yang tidak benar, mohon bisa langsung melaporkannya ke layanan konsumen BSI agar bisa di proses penggantiannya," ujarnya.
Informasi tersebut, kata dia, juga sudah disebarluaskan melalui grup whatsapp, mengingat sebagian pegawai penerimaan gajinya ditransfer melalui BSI.
ATM BSI yang ada di depan kampus UMK juga dikunci dan terdapat tulisan "mohon maaf untuk sementara mesin ATM tidak dapat digunakan".
Baca juga: WN Sri Lanka ditangkap di Kudus karena "skimming" ATM BRI (VIDEO)
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kasus tersebut," ujarnya melalui Whatsapp yang diterima Antara terkait dugaan tindak kejahatan skimming atau pencurian informasi kartu debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik melalui sejumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Kudus, Selasa.
Untuk mencegah terjadinya skimming, kata dia, BSI akan meningkatkan pengawasan terhadap mesin ATM BSI di seluruh Indonesia.
Ia menghimbau nasabah untuk berhati-hati dan tidak memberikan informasi nomor identifikasi pribadi (PIN/personal identification number) kepada siapapun, serta mengganti PIN secara berkala dan waspada ketika memasukkan PIN di mesin ATM.
"Jika bertransaksi menggunakan internet banking, agar tidak menggunakan jaringan wifi bebas dan tidak menekan pilihan simpan password yang ditawarkan oleh browser," ujarnya.
Baca juga: 35 nasabah BRI jadi korban "skimming" ATM, dua pelaku ditangkap
Baca juga: 98 nasabah BNI jadi korban "skimming"
Adanya permasalahan tersebut, kata dia, menjadi masukan yang berharga dan BSI akan terus meningkatkan layanan bagi nasabah dan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi.
Informasi yang berkembang, nasabah BSI yang menjadi korban kejahatan skimming cukup banyak. Bahkan, BSI juga menginformasikan kepada UMK terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
Hal itu, dibenarkan Wakil Rektor II UMK Solekhan bahwa perwakilan dari BSI memang datang ke UMK untuk menginformasikan terkait indikasi pencurian melalui ATM dengan modus skimmer.
"Mereka datang ke kampus untuk memberitahu bahwa sudah dilakukan investigasi. Apabila ada dosen tenaga kependikan yang menjaid nasabah BSI yang merasa dari rekeningnya ada transaksi yang tidak benar, mohon bisa langsung melaporkannya ke layanan konsumen BSI agar bisa di proses penggantiannya," ujarnya.
Informasi tersebut, kata dia, juga sudah disebarluaskan melalui grup whatsapp, mengingat sebagian pegawai penerimaan gajinya ditransfer melalui BSI.
ATM BSI yang ada di depan kampus UMK juga dikunci dan terdapat tulisan "mohon maaf untuk sementara mesin ATM tidak dapat digunakan".
Baca juga: WN Sri Lanka ditangkap di Kudus karena "skimming" ATM BRI (VIDEO)