Perjuangan Ratu Kalinyamat harus jadi inspirasi penguatan maritim nasional
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan perjuangan Ratu Kalinyamat di Jepara harus menjadi inspirasi untuk membangun armada laut yang kuat demi mempertahankan wilayah Indonesia pada masa sekarang dan mendatang.
"Indonesia harus menjadi poros maritim dunia sehingga harus membangun supremasi maritim," katanya saat membuka seminar internasional secara daring bertema "Konstelasi Kekuatan Poros Maritim Dalam Perspektif Ratu Kalinyamat" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu.
Rerie, sapaan Lestari Moerdijat, mengatakan pada abad ke-16 sudah ada jejak-jejak supremasi maritim yang ditorehkan oleh tokoh perempuan yang dikenal dengan Ratu Kalinyamat.
Berdasarkan kajian para pakar yang tergabung dalam Tim Pakar Ratu Kalinyamat dari Yayasan Darma Bakti Lestari, kata Rerie, Ratu Kalinyamat berhasil membangun kedaulatan keamanan dan mampu membangun aliansi strategis untuk mengatasi ancaman kolonial.
"Berbagai temuan ilmiah dari pakar sejarah membuktikan peran Ratu Kalinyamat sedemikian penting dalam memimpin perlawanan terhadap penjajahan Portugis dengan menerapkan visi poros maritim," katanya, dikutip dari siaran pers.
Wakil Kepala Pusat Kajian Maritim Seskoal Kolonel Laut (P) Salim berpendapat Indonesia harus membangun maritim menjadi kuat.
"Bila kita saat ini mengedepankan pembangunan kontinental, kita sebagai bangsa akan menuju kehancuran," ujarnya.
Salim berpendapat Indonesia harus memiliki strategi pertahanan maritim nasional yang kuat, karena Indonesia berada di antara perairan utama Asia yang saat ini menjadi perhatian kekuatan maritim dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan Prancis.
Pengamat militer dan hankam Connie Rahakundinie Bakrie berpendapat untuk membangun kekuatan maritim nasional sangat memerlukan dukungan sektor ekonomi, militer, dan diplomasi yang kuat.
"Dalam membangun Indonesia, kita harus mampu memperkuat langkah kita untuk mengontrol laut dalam rangka mengamankan perairan di Nusantara," ujarnya.
Salah satu langkah untuk mendukung upaya itu, menurut Connie adalah dengan memperkuat industri pertahanan nasional untuk menopang ketersediaan peralatan pertahanan yang diperlukan.
"Indonesia harus menjadi poros maritim dunia sehingga harus membangun supremasi maritim," katanya saat membuka seminar internasional secara daring bertema "Konstelasi Kekuatan Poros Maritim Dalam Perspektif Ratu Kalinyamat" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu.
Rerie, sapaan Lestari Moerdijat, mengatakan pada abad ke-16 sudah ada jejak-jejak supremasi maritim yang ditorehkan oleh tokoh perempuan yang dikenal dengan Ratu Kalinyamat.
Berdasarkan kajian para pakar yang tergabung dalam Tim Pakar Ratu Kalinyamat dari Yayasan Darma Bakti Lestari, kata Rerie, Ratu Kalinyamat berhasil membangun kedaulatan keamanan dan mampu membangun aliansi strategis untuk mengatasi ancaman kolonial.
"Berbagai temuan ilmiah dari pakar sejarah membuktikan peran Ratu Kalinyamat sedemikian penting dalam memimpin perlawanan terhadap penjajahan Portugis dengan menerapkan visi poros maritim," katanya, dikutip dari siaran pers.
Wakil Kepala Pusat Kajian Maritim Seskoal Kolonel Laut (P) Salim berpendapat Indonesia harus membangun maritim menjadi kuat.
"Bila kita saat ini mengedepankan pembangunan kontinental, kita sebagai bangsa akan menuju kehancuran," ujarnya.
Salim berpendapat Indonesia harus memiliki strategi pertahanan maritim nasional yang kuat, karena Indonesia berada di antara perairan utama Asia yang saat ini menjadi perhatian kekuatan maritim dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan Prancis.
Pengamat militer dan hankam Connie Rahakundinie Bakrie berpendapat untuk membangun kekuatan maritim nasional sangat memerlukan dukungan sektor ekonomi, militer, dan diplomasi yang kuat.
"Dalam membangun Indonesia, kita harus mampu memperkuat langkah kita untuk mengontrol laut dalam rangka mengamankan perairan di Nusantara," ujarnya.
Salah satu langkah untuk mendukung upaya itu, menurut Connie adalah dengan memperkuat industri pertahanan nasional untuk menopang ketersediaan peralatan pertahanan yang diperlukan.