Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang meminta armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang untuk diremajakan karena usianya banyak yang sudah lebih dari 5-7 tahun.
"Saya selalu pimpinan DPRD meminta ke Pemerintah Kota Semarang agar mengevaluasi armada-armada BRT yang tidak layak," kata Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman, di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya seiring dengan insiden yang terjadi pada Trans Semarang, seperti kebakaran yang sudah beberapa kali terjadi, yakni 29 Agustus 2022 di Tanjakan Gombel, kemudian 1 September 2022 di Jalan Setiabudi.
Terakhir, kebakaran yang terjadi pada armada bus Trans Semarang koridor 8 di Cepoko, Gunungpati, Semarang, Rabu (13/11) kemarin.
Kemudian, adanya keluhan masyarakat terhadap pekatnya asap armada Trans Semarang yang banyak diistilahkan dengan "cumi-cumi darat".
"BRT yang kebakaran terus juga ini yang kami prihatin. Sebetulnya banyak armada yang tidak layak pakai karena usianya sudah tujuh tahun masih dipakai. Kondisi (kendaraan, red.) kalau sudah 5-7 tahun itu kan sangat memprihatinkan dan ini membawa nyawa," kata Pilus, sapaan akrabnya.
Menurut dia, Semarang sebagai kota metropolitan tentunya membutuhkan sarana transportasi umum untuk memudahkan akses masyarakat, dan saat ini sudah ada Trans Semarang.
Sebagai moda transportasi massal, kata dia, Trans Semarang harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sebagai penggunanya, salah satu yang utama adalah armada.
"Satu-satunya sarana transportasi yang dibutuhkan. (Trans Semarang, red.) Saat sekarang ini mereka butuh keselamatan, artinya keselamatan ya di dalam armada tersebut," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan sudah melakukan evaluasi pengelolaan Trans Semarang, terutama soal peremajaan armada.
"Kami sudah minta ke teman-teman untuk mengganti armada. Karena banyak yang dikeluhkan masyarakat soal 'cumi-cumi darat', itu kan mengganggu," kata Ita, sapaan akrabnya.
Namun, kata dia, sebenarnya bukan hanya soal emosi, tetapi memang kondisi armada Trans Semarang yang sudah waktunya dilakukan peremajaan.
"Selain yang 'cumi-cumi darat', tapi juga yang mogok-mogokan, sering kan mogok. Gitu, wes tuek (sudah tua, red.) gitu, kan jelek banget," katanya.
Baca juga: 22 ribu penumpang per hari berangkat dari DAOP Semarang di masa liburan