Semarang (ANTARA) - Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang akan memprioritaskan peremajaan armada pada tahun 2025, terutama pada Koridor 1 dan 5 untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Kepala BLU Trans Semarang Haris Setyo Yunanto, di Semarang, Rabu, berharap seluruh armada bisa diremajakan, tetapi akan bertahap.
"Khususnya di koridor 1 dan 5, ini kan masih aset pemerintah. Insya Allah tahun ini akan kami prioritaskan kajian, utamanya untuk peremajaan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa armada yang dioperasikan untuk Trans Semarang terbagi dalam dua, yakni aset armada milik pemerintah dan aset konsorsium.
Untuk bus aset milik pemerintah, kata dia, pengadaan armada terakhir sudah 7-9 tahun yang lalu sehingga memang sudah waktunya untuk peremajaan.
Saat ini, kata dia, jumlah keseluruhan armada Trans Semarang yang melayani masyarakat sebanyak 305 unit, dan sebanyak 66 armada di antaranya sudah diremajakan.
Menurut dia, pemeliharaan armada, termasuk peremajaan sebenarnya lebih kepada mesin karena kualitas bahan bakar minyak (BBM) memang sedang kurang baik.
"Kondisi BBM kita ini kan sedang kurang sehat, ya. Makanya mesin mungkin yang paling ideal itu ada di mesin Euro 4," katanya.
Selain itu, kata dia, BLU Trans Semarang juga akan melakukan kajian penambahan nilai biaya operator kendaraan (BOK) atau nilai kontrak jasa kerjasama untuk operator bus.
Diakuinya, banyak faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan Trans Semarang, termasuk adanya fenomena "cumi-cumi darat" atau asap pekat kendaraan.
Ia mengatakan bahwa nilai kontrak BLU dengan pihak ketiga masih sama sejak 2023 sehingga dinilai tidak relevan dengan tuntutan kepada para operator untuk memberikan layanan yang prima.
"Bahwa kontrak kami dengan pihak ketiga itu sejak tahun 2023 itu sama nilainya. Jadi, ketika kami menekankan untuk pelayanan prima kepada konsorsium, ada sedikit ketidakrelevanan antara jasa yang dibayar dan realita yang ada di lapangan," katanya.
Karena itu, ia mengatakan pada akhir Januari ini akan melakukan kajian penambahan BOK yang diharapkan bisa memacu semangat bagi operator dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
"Harapannya, dengan kenaikan itu nanti menjadi semangat baru bagi teman-teman operator maupun kami selaku regulator dalam melakukan pelayanan BRT," kata Haris.