Pasien COVID-19 asal Kudus yang meninggal di Donohudan bertambah
Kudus (ANTARA) - Jumlah warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang meninggal saat menjalani isolasi terpusat di Asrama Haji Donohuan, Kabupaten Boyolali, karena terpapar virus corona bertambah menjadi dua orang.
"Sebelumnya ada satu orang yang meninggal dan sempat dilarikan ke rumah sakit di Solo. Kemudian pada Kamis (10/6) malam ada tambahan satu lagi yang meninggal merupakan warga Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Masut di Kudus, Jumat.
Sebelum meninggal, kata dia, almarhum bernama Henki Jantomo (47) mengalami keluhan sesak nafas, kemudian persiapan untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun sudah keburu meninggal dunia pada Kamis (10/6) pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kudus tembus 10.063 orang
Almarhum langsung dibawa pulang ke Kudus pada Kamis (10/6) malam, kemudian langsung dikebumikan.
Kepala Desa Gondangmanis Susanto menambahkan bahwa jenazah almarhum Henki Jantomo tiba di Kudus Jumat (11/6) dini hari sekitar pukul 01.15 WIB, kemudian dikebumikan di pemakaman desa setempat dengan disaksikan pihak keluarga yang ada di Kudus setelah digelar salat jenazah.
Sementara jumlah warga Desa Gondangmanis yang menjalani isolasi terpusat di Boyolali, katanya, ada 32 orang.
Dengan adanya kasus dua meninggal di asrama tersebut, Pemkab Kudus sudah berkoordinasi langsung dengan pihak pengelola asrama terkait ketersediaan tim medis ketika sewaktu-waktu dibutuhkan serta ketersediaan obat-obatan. Termasuk ketersediaan air mineral juga sudah dikomunikasikan dengan pihak pengelola asrama haji karena penderita COVID-19 juga sangat membutuhkan air mineral dan disebutkan bahwa saat ini sudah tersedia dalam jumlah banyak.
Kasus meninggal penderita COVID-19 pertama kali terjadi pada Rabu (9/6) malam bernama bernama Subiyanto (63) warga Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kudus, yang dimungkinkan memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Almarhum sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Solo untuk mendapatkan perawatan sebelum akhirnya meninggal dunia.
Adanya kasus meninggal dan keluhan masyarakat terkait pelayanan, mulai dari ketersediaan obat-obatan, air mineral hingga tim medis yang disebutkan siaga 24 jam, akhirnya Tim Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus melakukan evaluasi. Kriteria pasien yang bisa diberangkatkan ke Boyolali semakin diperketat dengan menambahkan poin-poin tambahan untuk persyaratan yang bisa diisolasi ke Boyolali. Setidaknya, yang bisa diisolasi terpusat harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan kondisi pasien tanpa gejala ataupun bergejala ringan.
Baca juga: Kasus pembeli meninggal, warung makan di Taman Bojana Kudus ditutup
Baca juga: Pasien COVID-19 dari Solo Raya dan Kudus dikarantina di Donohudan kini jadi 483 orang
"Sebelumnya ada satu orang yang meninggal dan sempat dilarikan ke rumah sakit di Solo. Kemudian pada Kamis (10/6) malam ada tambahan satu lagi yang meninggal merupakan warga Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Masut di Kudus, Jumat.
Sebelum meninggal, kata dia, almarhum bernama Henki Jantomo (47) mengalami keluhan sesak nafas, kemudian persiapan untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun sudah keburu meninggal dunia pada Kamis (10/6) pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kudus tembus 10.063 orang
Almarhum langsung dibawa pulang ke Kudus pada Kamis (10/6) malam, kemudian langsung dikebumikan.
Kepala Desa Gondangmanis Susanto menambahkan bahwa jenazah almarhum Henki Jantomo tiba di Kudus Jumat (11/6) dini hari sekitar pukul 01.15 WIB, kemudian dikebumikan di pemakaman desa setempat dengan disaksikan pihak keluarga yang ada di Kudus setelah digelar salat jenazah.
Sementara jumlah warga Desa Gondangmanis yang menjalani isolasi terpusat di Boyolali, katanya, ada 32 orang.
Dengan adanya kasus dua meninggal di asrama tersebut, Pemkab Kudus sudah berkoordinasi langsung dengan pihak pengelola asrama terkait ketersediaan tim medis ketika sewaktu-waktu dibutuhkan serta ketersediaan obat-obatan. Termasuk ketersediaan air mineral juga sudah dikomunikasikan dengan pihak pengelola asrama haji karena penderita COVID-19 juga sangat membutuhkan air mineral dan disebutkan bahwa saat ini sudah tersedia dalam jumlah banyak.
Kasus meninggal penderita COVID-19 pertama kali terjadi pada Rabu (9/6) malam bernama bernama Subiyanto (63) warga Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kudus, yang dimungkinkan memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Almarhum sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Solo untuk mendapatkan perawatan sebelum akhirnya meninggal dunia.
Adanya kasus meninggal dan keluhan masyarakat terkait pelayanan, mulai dari ketersediaan obat-obatan, air mineral hingga tim medis yang disebutkan siaga 24 jam, akhirnya Tim Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus melakukan evaluasi. Kriteria pasien yang bisa diberangkatkan ke Boyolali semakin diperketat dengan menambahkan poin-poin tambahan untuk persyaratan yang bisa diisolasi ke Boyolali. Setidaknya, yang bisa diisolasi terpusat harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan kondisi pasien tanpa gejala ataupun bergejala ringan.
Baca juga: Kasus pembeli meninggal, warung makan di Taman Bojana Kudus ditutup
Baca juga: Pasien COVID-19 dari Solo Raya dan Kudus dikarantina di Donohudan kini jadi 483 orang