Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan bahwa cahaya hijau yang muncul di dekat Gunung Merapi kemungkinan berkaitan dengan aktivitas hujan meteor.
"Diduga kilatan cahaya yang kehijauan yang muncul di dekat Gunung Merapi mungkin terkait dengan aktivitas hujan meteor," kata peneliti LAPAN Andi Pangerang, menurut situs Edukasi Sains Antariksa LAPAN, yang dipantau dari Jakarta, Minggu.
Sebelumnya, sebuah unggahan akun Instagram @Gunarto_Song menunjukkan foto dengan cahaya berkelebat hijau yang muncul di dekat Gunung Merapi. Fenomena itu juga dikonfirmasi melalui pantauan CCTV Merapi dan Pos Kalitengah Kidul.
Menurut Andi, berdasarkan data International Meteor Organization (IMO) dalam Bulan Mei 2021 setidaknya terdapat dua hujan meteor yang sedang aktif ketika cahaya tersebut diabadikan kamera pada Kamis (27/5), yaitu hujan meteor Eta Aquarid yang aktif pada 19 April sampai 28 Mei 2021 dan hujan meteor Arietid pada 14 Mei sampai 24 Juni 2021.
Hujan meteor sendiri adalah meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah banyak sehingga dapat dilihat oleh manusia, seperti hujan yang turun.
"Peristiwa jatuhnya meteor adalah peristiwa astronomi yang biasa terjadi dan tidak ada hubungannya dengan apapun tentang gerhana bulan total yang baru saja terjadi Rabu (26/5) silam, sehari sebelum dipotretnya kilatan cahaya kehijauan di Merapi, maupun sesuatu tentang aktivitas Merapi," kata Andi.
Warna yang muncul saat hujan meteor bergantung pada unsur mendominasi meteor yang jatuh tersebut. Warna biru kehijauan berasal dari magnesium, kalsium ditandai dengan warna violet, dan nikel ditandai dengan warna hijau yang bersinar.
Mengingat cahaya yang dipancarkan di foto itu berwarna kehijauan, ujar Andi, kemungkinan besar meteor yang jatuh di sekitar Merapi didominasi oleh unsur magnesium.
Jika masih tersisa batu dari meteor yang jatuh atau meteorit di dekat Merapi itu, maka Andi memperkirakan posisinya berada di sekitar puncak Gunung Merbabu.
"Perkiraan menggunakan metode paralaks sederhana menyimpulkan bahwa kemungkinan sekiranya terdapat meteorit, lokasi jatuhnya justru bukan berada di lereng Merapi, melainkan agak di sekitar puncak Merbabu. Hal itu ditandai dengan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertikal menjulang ke langit," ujarnya.
Namun, kilatan cahaya yang secara visual tidak terlalu besar dan ditambah ketiadaan ledakan membuat Andi memperkirakan meteor yang jatuh tidak terlalu besar, setidaknya berukuran seperti kerikil dan bisa jadi telah habis terbakar di atmosfer.
Berita Terkait
Dinporapar Purbalingga optimistis kunjungan wisata saat Nataru tinggi
Senin, 16 Desember 2024 14:29 Wib
Pemkab Flotim sampaikan terima kasih bantuan LKBN ANTARA bagi korban erupsi
Minggu, 1 Desember 2024 16:34 Wib
Aktivitas Gunung Slamet meningkat, ini imbauan BPBD Banyumas
Minggu, 1 Desember 2024 14:57 Wib
LKBN Antara peduli dan bantu korban erupsi Gunung Lewotobi
Minggu, 1 Desember 2024 14:56 Wib
Di angkringan Gunung Tidar lahir kepahlawanan sastra
Senin, 11 November 2024 8:46 Wib
Enam gunung api RI berstatus siaga dan awas, satu ada di Jateng
Sabtu, 9 November 2024 22:20 Wib
Gunung Semeru beberapa kali erupsi disertai letusan hingga 1 km
Kamis, 7 November 2024 8:50 Wib
Empat bandara tidak beroperasi akibat erupsi Gunung Lewotobi
Senin, 4 November 2024 13:26 Wib