RS rujukan COVID-19 di Jateng dibantu alat terapi oksigen
Kudus, Jateng (ANTARA) - Rumah sakit rujukan penanggulangan COVID-19 di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah mendapatkan hibah alat terapi oksigen guna dari Djarum Foundation guna membantu pasien virus corona yang tengah menjalani perawatan.
"Total alat terapi oksigen beraliran tinggi atau high flow nasal cannula (HFNC) yang didonasikan kepada rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 mencapai 125 unit. Hal ini, sebagai salah satu upaya membantu meningkatkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19," kata Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho di Kudus, Senin.
Alat terapi oksigen beraliran tinggi tersebut, kata dia, merupakan temuan anak bangsa yang berkiprah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Alat tersebut berfungsi membantu pasien COVID-19 yang mengalami masalah pernapasan tingkat menengah dengan cara mengalirkan oksigen beraliran tinggi ke dalam paru-paru.
Ia mengungkapkan donasi alat kesehatan HFNC tersebut dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama dan kedua telah terdistribusikan sebanyak 40 unit HFNC ke sejumlah rumah sakit yang ada di Provinsi Jateng.
Sementara tahap ketiga, Bakti Sosial Djarum Foundation akan menyalurkan 85 unit HFNC ke berbagai rumah sakit rujukan COVID-19 di berbagai daerah di Tanah Air. Pendistribusian 125 unit alat kesehatan tersebut dipastikan rampung pada akhir tahun 2020.
Bantuan alat kesehatan tersebut, kata dia, sebagai bentuk dukungan bagi para pasien COVID-19 yang sedang dirawat dan juga apresiasi bagi para tenaga medis yang senantiasa menjadi garda terdepan dalam menangani wabah ini.
Sejak awal pandemi pada Maret 2020, Djarum Foundation melalui program penanganan COVID-19 sudah menyalurkan berbagai donasi mulai dari alat pelindung diri (APD), hazmat, sepatu boot, sarung tangan, masker dan juga suplemen bagi para tenaga medis yang menangani pasien virus corona serta alat kesehatan lainnya untuk pihak rumah sakit.
Direktur RSI Sunan Kudus Ahmad Syaifuddin menyampaikan apresiasi terhadap Bakti Sosial Djarum Foundation karena alat kesehatan yang diberikan memang sangat efektif membantu pasien COVID-19. Setelah mengaplikasikan HFNC kepada para pesien, hasilnya bisa mencegah penderita masuk ke tahap yang lebih berat.
Apalagi, lanjut dia, alat kesehatan tersebut juga sudah lulus tes uji setelah success rate atau tolok ukur kesuksesan alat terapi oksigen menunjukkan HFNC lebih efektif daripada ventilator bagi pasien yang baru memasuki tahap awal terinfeksi COVID-19.
Peran HFNC tersebut, kata dia, untuk membuat kondisi awal yang langsung terdeteksi dan mencegah pasien memasuki fase berat atau sangat berat. Sehingga dengan demikian alat yang didonasikan Djarum Foundation ini sangat membantu dalam penanganan pasien COVID-19.
HFNC sendiri diproduksi oleh PT Gerlink Utama Mandiri yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, setelah prototype alat tersebut dibuat oleh LIPI dan dinyatakan lolos uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Alat kesehatan tersebut juga dibuat lebih sederhana dibandingkan dengan ventilator yang begitu kompleks dengan berbagai macam mode dan harga jualnya lebih terjangkau karena setiap unitnya hanya Rp60 juta.
"Total alat terapi oksigen beraliran tinggi atau high flow nasal cannula (HFNC) yang didonasikan kepada rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 mencapai 125 unit. Hal ini, sebagai salah satu upaya membantu meningkatkan tingkat kesembuhan pasien COVID-19," kata Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho di Kudus, Senin.
Alat terapi oksigen beraliran tinggi tersebut, kata dia, merupakan temuan anak bangsa yang berkiprah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Alat tersebut berfungsi membantu pasien COVID-19 yang mengalami masalah pernapasan tingkat menengah dengan cara mengalirkan oksigen beraliran tinggi ke dalam paru-paru.
Ia mengungkapkan donasi alat kesehatan HFNC tersebut dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama dan kedua telah terdistribusikan sebanyak 40 unit HFNC ke sejumlah rumah sakit yang ada di Provinsi Jateng.
Sementara tahap ketiga, Bakti Sosial Djarum Foundation akan menyalurkan 85 unit HFNC ke berbagai rumah sakit rujukan COVID-19 di berbagai daerah di Tanah Air. Pendistribusian 125 unit alat kesehatan tersebut dipastikan rampung pada akhir tahun 2020.
Bantuan alat kesehatan tersebut, kata dia, sebagai bentuk dukungan bagi para pasien COVID-19 yang sedang dirawat dan juga apresiasi bagi para tenaga medis yang senantiasa menjadi garda terdepan dalam menangani wabah ini.
Sejak awal pandemi pada Maret 2020, Djarum Foundation melalui program penanganan COVID-19 sudah menyalurkan berbagai donasi mulai dari alat pelindung diri (APD), hazmat, sepatu boot, sarung tangan, masker dan juga suplemen bagi para tenaga medis yang menangani pasien virus corona serta alat kesehatan lainnya untuk pihak rumah sakit.
Direktur RSI Sunan Kudus Ahmad Syaifuddin menyampaikan apresiasi terhadap Bakti Sosial Djarum Foundation karena alat kesehatan yang diberikan memang sangat efektif membantu pasien COVID-19. Setelah mengaplikasikan HFNC kepada para pesien, hasilnya bisa mencegah penderita masuk ke tahap yang lebih berat.
Apalagi, lanjut dia, alat kesehatan tersebut juga sudah lulus tes uji setelah success rate atau tolok ukur kesuksesan alat terapi oksigen menunjukkan HFNC lebih efektif daripada ventilator bagi pasien yang baru memasuki tahap awal terinfeksi COVID-19.
Peran HFNC tersebut, kata dia, untuk membuat kondisi awal yang langsung terdeteksi dan mencegah pasien memasuki fase berat atau sangat berat. Sehingga dengan demikian alat yang didonasikan Djarum Foundation ini sangat membantu dalam penanganan pasien COVID-19.
HFNC sendiri diproduksi oleh PT Gerlink Utama Mandiri yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, setelah prototype alat tersebut dibuat oleh LIPI dan dinyatakan lolos uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Alat kesehatan tersebut juga dibuat lebih sederhana dibandingkan dengan ventilator yang begitu kompleks dengan berbagai macam mode dan harga jualnya lebih terjangkau karena setiap unitnya hanya Rp60 juta.