Dinkes Cilacap jamin ketersediaan APD di wilayah rawan karhutla
Purwokerto (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD) di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang puncak musim kemarau.
"Kalau dari kami, APD untuk kesehatan khususnya dalam penanganan COVID-19, bukan untuk kebakaran. Kami siap dengan APD kesehatan," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, APD tersebut telah berada di seluruh rumah sakit maupun puskesmas se-Kabupaten Cilacap termasuk di dalamnya puskesmas yang berada di daerah rawan karhutla guna mengantisipasi kemungkinan adanya korban atau warga terdampak kebakaran yang ternyata telah terpapar COVID-19.
Baca juga: Jokowi ancam copot jabatan TNI/Polri jika ada karhutla
Terkait dengan datangnya musim kemarau, dia mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi penyakit akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang berpotensi saat musim kemarau termasuk sebagai dampak dari karhutla.
Menurut dia, antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah ISPA salah satunya dengan menggunakan masker saat beraktivitas.
"Ya pakai masker, hampir kayak (menerapkan) protokol kesehatan, kan protokol COVID-19 itu juga arahnya ke gangguan pernapasan. Ya, sekalian menjaga stamina, menjaga dari penularan COVID-19, ya saya kira itu sudah termasuk di dalamnya menghindari penyakit-penyakit semacam ISPA itu," jelasnya.
Disinggung mengenai ketersediaan tempat tidur untuk pasien COVID-19, Pramesti mengatakan secara keseluruhan lebih dari 100 tempat tidur yang tersebar di 10 rumah sakit se-Kabupaten Cilacap, dua di antaranya milik pemerintah.
Dia memastikan ruang perawatan pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit tersebut tidak menjadi satu dengan pasien non-COVID-19.
"Ya sudah pasti dipisahkan antara ruang perawatan pasien COVID-19 dan ruang pasien non-COVID-19," tegasnya.
Saat dihubungi secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya karhutla.
Menurut dia, persiapan tersebut meliputi personel yang bertugas selama 24 jam dalam tujuh hari secara bergantian di BPBD Kabupaten Banyumas maupun Unit Pelaksana Teknis BPBD di Kroya, Cilacap, dan Majenang.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyiapkan kelengkapan APD kebakaran maupun COVID-19 di masing-masing UPT BPBD termasuk penyiapan mobil tangki air dan berkoordinasi dengan Pos Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap serta sukarelawan BPBD yang tersebar di setiap kecamatan.
"Untuk lokasi yang rawan kebakaran berada di wilayah hutan milik Perhutani khususnya Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten, dan lahan Perhutani di wilayah Majenang," katanya.
Baca juga: Saatnya Indonesia buka ekspor APD
"Kalau dari kami, APD untuk kesehatan khususnya dalam penanganan COVID-19, bukan untuk kebakaran. Kami siap dengan APD kesehatan," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Dalam hal ini, kata dia, APD tersebut telah berada di seluruh rumah sakit maupun puskesmas se-Kabupaten Cilacap termasuk di dalamnya puskesmas yang berada di daerah rawan karhutla guna mengantisipasi kemungkinan adanya korban atau warga terdampak kebakaran yang ternyata telah terpapar COVID-19.
Baca juga: Jokowi ancam copot jabatan TNI/Polri jika ada karhutla
Terkait dengan datangnya musim kemarau, dia mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi penyakit akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang berpotensi saat musim kemarau termasuk sebagai dampak dari karhutla.
Menurut dia, antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah ISPA salah satunya dengan menggunakan masker saat beraktivitas.
"Ya pakai masker, hampir kayak (menerapkan) protokol kesehatan, kan protokol COVID-19 itu juga arahnya ke gangguan pernapasan. Ya, sekalian menjaga stamina, menjaga dari penularan COVID-19, ya saya kira itu sudah termasuk di dalamnya menghindari penyakit-penyakit semacam ISPA itu," jelasnya.
Disinggung mengenai ketersediaan tempat tidur untuk pasien COVID-19, Pramesti mengatakan secara keseluruhan lebih dari 100 tempat tidur yang tersebar di 10 rumah sakit se-Kabupaten Cilacap, dua di antaranya milik pemerintah.
Dia memastikan ruang perawatan pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit tersebut tidak menjadi satu dengan pasien non-COVID-19.
"Ya sudah pasti dipisahkan antara ruang perawatan pasien COVID-19 dan ruang pasien non-COVID-19," tegasnya.
Saat dihubungi secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya karhutla.
Menurut dia, persiapan tersebut meliputi personel yang bertugas selama 24 jam dalam tujuh hari secara bergantian di BPBD Kabupaten Banyumas maupun Unit Pelaksana Teknis BPBD di Kroya, Cilacap, dan Majenang.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyiapkan kelengkapan APD kebakaran maupun COVID-19 di masing-masing UPT BPBD termasuk penyiapan mobil tangki air dan berkoordinasi dengan Pos Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap serta sukarelawan BPBD yang tersebar di setiap kecamatan.
"Untuk lokasi yang rawan kebakaran berada di wilayah hutan milik Perhutani khususnya Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten, dan lahan Perhutani di wilayah Majenang," katanya.
Baca juga: Saatnya Indonesia buka ekspor APD