Semarang (ANTARA) -
"Informasi terakhir yang masuk kepada kami biasanya pelabuhan, kemudian bandara. Akan tetapi, jalan tol ternyata jarang diperiksa, orang bebas. Maka, perlu kiranya satu ketika buat operasi di sana karena jalan tersebut terlalu lancar," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis.
Menurut dia, jalan tol akan menjadi salah satu prioritas pengawasan aparat penegak hukum dalam memerangi peredaran narkoba sebab selama ini ruas tol sering menjadi akses masuk narkoba luar daerah namun jarang ada pemeriksaan.
Baca juga: 41 bandar narkoba dipindahkan ke Nusakambangan
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai pemusnahan barang bukti kasus narkoba dalam rangka memperingati Hari Antinarkotika Internasional (HANI) 2020 yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2020 di halaman Kantor Gubernur Jateng.
Barang bukti yang dimusnahkan berupa berbagai jenis narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, termasuk minuman keras dengan perincian sebagai berikut: ganja 28,2977 kilogram, sabu-sabu 141,2371 gram, ekstasi 551 butir, dan tembakau sintetis 303,18 gram.
Barang bukti lainnya berupa psikotropika 365 strip obat, 6.527 tablet obat, satu botol vibramox forte, 25 blister Pymaril, minuman beralkohol sebanyak 9.894 botol, dan 1.080,9 liter minuman beralkohol jenis ciu.
Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Pol. Dr. Benny Gunawan menambahkan bahwa narkotika jenis sabu-sabu, ganja, ekstasi, tembakau sintetis, dan minuman keras berbahaya dengan kandungan alkohol di atas 45 persen, serta minuman keras tradisional seperti ciu dan arak disita oleh jajaran kepolisian se-Jateng.
Obat-obatan berbahaya yang dimusnahkan, kata dia, disita oleh jajaran kepolisian dan Balai Besar POM Semarang.
Menurut dia, narkoba yang dimusnahkan tersebut mempunyai dampak buruk pada kesehatan masyarakat, terutama generasi muda, jika beredar bebas di tengah masyarakat.
"Pemusnahan barang bukti narkoba ini merupakan kegiatan bersama sebagai wujud sinergitas antara BNN Provinsi Jateng, Polda Jateng, dan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya bersama dalam menangani permasalahan narkotika," ujarnya.
Baca juga: Presiden Filipina Duterte mengancam akan bunuh pengedar narkoba
Baca juga: Yayasan Sejiwa: Dampak pornografi lebih besar daripada narkoba