Purwokerto (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banyumas bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membagikan ratusan masker bermotif batik Banyumasan kepada warga Desa Purwojati sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami mempunyai ide membuat masker yang dikombinasikan dengan motif batik Banyumasan namun tetap memenuhi standar PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), yakni menggunakan kain oxford dan harus rangkap dua," kata Ketua IDI Kabupaten Banyumas dr. Noegroho Harbani, M.Sc., Sp.S. di Balai Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, Banyumas, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan masker bermotif batik tersebut tidak harus menggunakan kain batik dan tetap memiliki susunan berlapis atau ada lipatannya seperti masker pada umumnya serta harus sesuai dengan standar PPI.
Baca juga: Modal asing keluar RI tembus Rp40,16 triliun akibat COVID-19
"Namun yang pasti, penyebaran virus corona atau COVID-19 tidak melalui udara, melainkan lewat droplet atau bersin. Oleh karena itu, kami sangat menyarankan supaya orang yang sakit sebaiknya menggunakan masker," kata dia yang juga Wakil Direktur RSUD Banyumas.
Lebih lanjut, dia mengatakan tujuan pembuatan masker bermotif batik Banyumasan tersebut selain untuk pencegahan COVID-19, juga untuk mengangkat industri berbasis lokal.
Bahkan, kata dia, inovasi yang memanfaatkan kain batik Banyumasan tersebut bisa dikembangkan untuk pembuatan baju operasi maupun gorden di rumah sakit.
"Oleh karena adanya potensi tersebut, kami kemudian berkoordinasi dengan Ketua TP-PKK Kabupaten Banyumas, Ibu Erna Husein, karena inovasi membuat masker batik juga membantu masyarakat awam dalam mendapatkan masker lebih mudah. Melalui para Ibu-ibu PKK itulah akan semakin memudahkan para anggota keluarga yang lain dan hal itulah yang menjadi kekuatan dari PKK," katanya.
Noegroho mengatakan tahap pertama pembagian masker bermotif batik Banyumasan itu dilaksanakan di Desa Purwojati sebanyak 400 masker sebagai contoh.
Ia mengharapkan kader PKK setempat nantinya bisa membuat masker sendiri karena tempat pembuatan masker yang berlokasi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, terkendala oleh keterbatasan tenaga kerja.
"Sebenarnya ada 550 masker, tapi yang 100 masker dibagikan untuk pegawai RSUD Banyumas, yang 400 masker dibagikan di Purwojati," jelasnya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Kabupaten Banyumas Erna Husein mengatakan dengan adanya masker bermotif batik tersebut, masyarakat tidak perlu membeli masker yang harganya mahal.
Bahkan, kata dia, masker bermotif batik Banyumasan tersebut bisa dicuci dan dipakai kembali.
"Saya berharap ibu-ibu PKK bisa meneruskan membuat masker batik karena bahannya yang mudah didapat dan bisa memanfaatkan bahan bekas meskipun tidak ada virus corona. Namun yang terpenting dalam pembuatan masker adalah harus memenuhi standar kesehatan," katanya.