Didik anak dengan disiplin positif tanpa hukuman
KabSemarang (ANTARA) - Hukuman tidak berarti membuat anak menjadi baik karena yang diperlukan justru pola asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang, salah satunya melalui disiplin positif tanpa hukuman.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin saat membuka kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng, di Monumen PKK Ungaran, Selasa.
Nawal mencontohkan saat anak menumpahkan air, maka jangan langsung dimarahi, tetapi cukup dengan memberikan penjelasan jika air tumpah, maka berpotensi membuat orang lain terpeleset.
"Sehingga hadir konsekuensi untuk mengepel. Itu bukan hukuman, tapi konsekuensi yang bertanggung jawab," katanya.
Nawal mengakui orang tua akan menginginkan kesempurnaan kehidupan anaknya, karena mereka adalah harapan orang tua dan bangsa, namun anak perlu dipersiapkan agar menjadi manusia berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna, melalui pola asuh yang benar.
Pola asuh yang baik, lanjut Nawal, akan menjadikan anak memiliki kepribadian kuat, tidak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi hidup yang penuh warna dan romantika.
Nawal menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting dan strategis, karena orang tua harus mendidik, merawat, dan memotivasi. Orang tua juga menjadi pelindung, teladan, dan tuntunan bagi anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Terlebih, dengan dampak negatif era digital di mana anak-anak rentan pengaruh negatif globalisasi.
"Orang tua perlu diajari komunikasi efektif. Beri hak kepada anak. Misalnya, kita beri pilihan kepada anak untuk makan dulu atau mandi. Atau mandi dulu baru makan," jelas Nawal.
Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Jateng Puji Suryo Banendro menambahkan kegiatan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan kader PKK mengenai pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga, sehingga pengetahuan bisa diteruskan hingga tingkat paling bawah. (Kom)
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin saat membuka kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng, di Monumen PKK Ungaran, Selasa.
Nawal mencontohkan saat anak menumpahkan air, maka jangan langsung dimarahi, tetapi cukup dengan memberikan penjelasan jika air tumpah, maka berpotensi membuat orang lain terpeleset.
"Sehingga hadir konsekuensi untuk mengepel. Itu bukan hukuman, tapi konsekuensi yang bertanggung jawab," katanya.
Nawal mengakui orang tua akan menginginkan kesempurnaan kehidupan anaknya, karena mereka adalah harapan orang tua dan bangsa, namun anak perlu dipersiapkan agar menjadi manusia berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna, melalui pola asuh yang benar.
Pola asuh yang baik, lanjut Nawal, akan menjadikan anak memiliki kepribadian kuat, tidak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi hidup yang penuh warna dan romantika.
Nawal menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting dan strategis, karena orang tua harus mendidik, merawat, dan memotivasi. Orang tua juga menjadi pelindung, teladan, dan tuntunan bagi anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Terlebih, dengan dampak negatif era digital di mana anak-anak rentan pengaruh negatif globalisasi.
"Orang tua perlu diajari komunikasi efektif. Beri hak kepada anak. Misalnya, kita beri pilihan kepada anak untuk makan dulu atau mandi. Atau mandi dulu baru makan," jelas Nawal.
Ketua Pokja I TP PKK Provinsi Jateng Puji Suryo Banendro menambahkan kegiatan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan kader PKK mengenai pola asuh anak dan remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga, sehingga pengetahuan bisa diteruskan hingga tingkat paling bawah. (Kom)