Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sinar Kasih Purwokerto, dr. Andreas, Sp.PD mengatakan gejala nyeri dada kiri yang menetap atau tidak hilang meskipun sudah istirahat perlu diwaspadai karena dapat berpotensi serangan jantung.
"Gejala pada serangan jantung awalnya muncul hilang timbul hingga menetap. Nyeri dada biasanya dirasakan seperti tertekan atau tertindih beban berat di dada sebelah kiri atau tengah yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher hingga tembus ke punggung ," kata dr. Andreas, Sp.PD di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Apabila seseorang sudah ada gejala nyeri dada, kata dia, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Kendati demikian, dia juga mengatakan bahwa ada sebagian pasien yang datang ke dirinya dengan keluhan nyeri ulu hati yang ternyata merupakan gejala serangan jantung.
"Bisa juga keluhan yang dirasakan bersifat tidak khas seperti nyeri ulu hati yang ternyata merupakan serangan jantung terutama pada pasien yang sudah memiliki faktor risiko jantung," katanya.
Dia menambahkan, biasanya pasien dengan keluhan tersebut akan dilakukan skrining awal melalui pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), rontgen dada, treadmill hingga tindakan kateterisasi untuk mendiagnosis.
"Nyeri dada bisa muncul kapan saja, baik saat istirahat dan juga bisa saat sedang beraktivitas," katanya.
Dia mengatakan penderita serangan jantung biasanya memiliki beberapa faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol atau dislipidemia, perokok dan juga menopause.
"Pencegahanya adalah dengan menjaga pola hidup yang sehat dan melakukan kontrol secara teratur ke dokter pada pasien-pasien yang sudah memiliki faktor risiko di atas tadi, tujuannya agar dapat mengurangi risiko komplikasi terjadinya serangan jantung," katanya.