Solo (Antaranews Jateng) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Soloraya hingga bulan November tahun lalu meningkat jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
"Secara umum kinerja bagus, banyak BPR yang membuka jaringan kantor di Soloraya," kata Kepala OJK Kantor Regional Surakarta Laksono Dwionggo di Solo, Rabu.
Ia mengatakan saat ini jumlah BPR konvensional di bawah OJK Surakarta sebanyak 73 BPR, sedangkan BPRS jumlahnya 8. Dari sisi Kantor Cabang untuk BPR konvensional jumlahnya 107 dengan Kantor Kas sebanyak 243 kantor.
"Kalau untuk BPR Syariah jumlah Kantor Cabang sebanyak 2 dan Kantor Kas ada 5. Untuk tahun ini belum ada pengajuan baru lagi," katanya.
Dari sisi kinerja, dikatakannya, hingga bulan November 2018 aset BPR sebesar Rp6,9 triliun, penyaluran kredit Rp5,2 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp5,16 triliun.
"Untuk DPK ini jika di'breakdown' komposisi terbesar, yaitu deposito sebesar Rp2,78 triliun dan tabungan sebesar Rp2,38 triliun. Sedangkan untuk 'loan to deposit ratio' (LDR) sebesar 100,82 persen dan angka kredit macet sebesar 5,60 persen," katanya.
Ia mengatakan secara kinerja dari sisi aset tumbuh 11,11 persen, kredit tumbuh 13,67 persen, DPK tumbuh 13,28 persen, tabungan tumbuh 14,06 persen, dan deposito tumbuh 12,62 persen.
Sementara itu, dari sisi BPRS untuk asetnya saat ini Rp505,2 miliar, pembiayaan Rp383,5 miliar, DPK Rp312 miliar, deposito Rp228,8 miliar, tabungan Rp83,1 miliar, "financing to deposit ratio" (FDR) sebesar 122,91 persen, dan kredit macet 8,93 persen.
"Kalau untuk pertumbuhan aset naik 24,83 persen, pembiyaan tumbuh 23,56 persen, dan DPK 20,9 persen," katanya.
Menurut dia, peningkatan kinerja ini menunjukkan masih banyak orang yang menjadikan BPR sebagai pilihan untuk memperoleh pembiayaan dengan nilai yang tidak terlalu besar.