Rembang, ANTARA JATENG - Keberadaan Embung Tegaldowo di Desa Tegaldowo, Kabupaten Rembang, yang dibangun PT Semen Indonesia ternyata membantu mengatasi kekeringan dan kesulitan air pada musim kemarau ini.
"Saya bisa ambil airnya (dari Embung Tegaldowo, red.) untuk mengairi sawah saya. Tanaman jadi subur sama seperti saat musim hujan," kata Jasman, petani dari Desa Tegaldowo, Kabupaten Rembang, Rabu.
Pemandangan bukit kapur berbatu berada di belakang Embung Tegaldowo yang memiliki luas 1,3 hektare itu, kontras dengan hamparan ladang jagung yang hijau tersebar di kanan-kiri embung tersebut.
Desa Tegaldowo adalah salah satu wilayah yang masuk ring I Pabrik Semen Indonesia di Rembang, selain Desa Timbrangan, Pasucen, dan Kajar di Kecamatan Gunem, serta Desa Kadiwono di Kecamatan Bulu, Rembang.
Jasman mengaku sekarang bisa panen sampai tiga kali dalam setahun, padahal sebelum ada embung tersebut paling banter panen sekali setahun pas musim hujan karena memang sulit mendapatkan air.
Senada dengan itu, Ika, warga Desa Tegaldowo yang ditemui tengah menyirami tanaman jagung mengaku terbantu dengan keberadaan Embung Tegaldowo. Apalagi di sekitar lokasi dibuat beberapa permainan anak.
"Sekarang saya bisa menanam dengan tenang karena ada air dari embung. Biasanya, (menanam, red.) jagung. Ya, sambil `momong` anak bermain di sini karena ada permainan anak di dekat embung," katanya.
Direktur Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) M. Sugihariyadi membenarkan keberadan embung tersebut aspek kemanfaatannya masih jarang diketahui banyak orang, padahal warga sekitar sudah merasakannya.
"Sebenarnya, pembangunan embung itu tujuan utamanya untuk mengurai masalah banjir di Tegaldowo ketika musim hujan. Kedua, ya, untuk membantu persediaan air di musim kemarau seperti sekarang," katanya.
Ternyata, kata dia, masyarakat sekitar, khususnya yang bercocok tanam bisa merasakan manfaatnya karena air dari embung itu bisa mengairi sampai 80-90 hektare sawah milik petani dari warga sekitar.
Apalagi, ia menjelaskan embung itu dibuat dengan sistem "geomembran" atau dilapisi plastik sehingga bisa bertahan hingga 40 tahun, dibanding dari semen yang ketika cuaca panas mudah retak dan bocor.
"Ya, karena semangat awalnya bukan proyek, tetapi program. Sekarang, embung ini juga bisa dikembangkan untuk pariwisata. Warga sekitar kan sudah dilatih dalam berbagai program kemitraan," ungkapnya.
Masih soal kekeringan, kata dia, program pipanisasi di Desa Pasucen yang dilakukan PT Semen Indonesia juga sudah bisa dirasakan manfaatnya karena warga tak lagi kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau.
"Kesulitan masyarakat Rembang, khususnya di ring I pabrik semen kan soal pemenuhan kebutuhan air layak konsumsi. Saya rasa program pipanisasi dan pembangunan embung menjadi solusi yang sangat membantu," katanya.
Berita Terkait
Embung Dukun di lereng Gunung Merapi
Sabtu, 14 Oktober 2023 19:00 Wib
Masyarakat Klaten manfaatkan air Embung Tirta Mulya untuk minum ternak
Rabu, 11 Oktober 2023 15:49 Wib
Kadin Indonesia resmikan embung di Boyolali
Jumat, 1 September 2023 5:27 Wib
Temanggung bangun lima embung mikro
Sabtu, 26 Agustus 2023 20:05 Wib
Kabupaten Magelang bangun embung senilai Rp18,7 miliar antisipasi kemarau
Selasa, 23 Mei 2023 6:49 Wib
Ganjar cek pembangunan embung di Kabupaten Kendal, lahan hibah petani
Jumat, 21 Oktober 2022 20:39 Wib
Jasa Raharja bantu pengaspalan jalan akses ke Embung Giriroto
Kamis, 16 Juni 2022 13:47 Wib
Presiden Jokowi meresmikan empat embung di Jateng
Selasa, 14 Desember 2021 16:24 Wib