Kondisi tersebut menyebabkan puluhan warga sekitar aliran Sungai Serayu turun ke sungai guna menjaring ikan yang telah mati maupun masih sekarat.
Salah seorang warga Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, Ranto (45) mengaku mampu mengumpulkan berbagai jenis ikan yang mengapung di Bendung Gerak Serayu hingga sebanyak lima kilogram.
"Ikan yang saya peroleh di antaranya melem, tawes, dan baceman," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Seksi Pengendalian dan Daya Guna Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu-Citandu Arif Sugiarto mengatakan bahwa setelah mendapat laporan, pihaknya bersama anggota Dewan Sumber Daya Air Jawa Tengah Eddy Wahono serta Sekretaris Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Banyumas Ariono Purwanto langsung melakukan pengecekan di sepanjang Sungai Serayu hingga Bendung Slinga di Sungai Klawing, Purbalingga.
"Kami belum bisa memastikan penyebab kematian ribuan ikan di Sungai Serayu dan Klawing. Tapi yang jelas, ikan-ikan itu mati setelah ada banjir bandang di hulu Sungai Klawing," kata Arief.
Dalam hal ini, dia menduga ikan-ikan tersebut mati akibat banjir bandang yang membawa lumpur di hulu Sungai Klawing yang bermuara di Sungai Serayu.
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (1/2) malam tidak hanya menyebabkan ribuan ikan mati, tetapi juga mengakibatkan pintu "intake" Bendung Slinga di Sungai Klawing, Purbalingga, tidak dapat berfungsi lantaran tersumbat sampah dan pohon tumbang.
Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel air dan ikan yang mati di sepanjang aliran Sungai Serayu untuk dicek di Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah guna mengetahui secara pasti penyebab kematian ikan-ikan itu.

