Semarang (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu'ti menilai bahwa pelestarian bahasa daerah sebagai bahasa ibu memerlukan komitmen dalam keluarga.
"Ini (pelestarian) termasuk tugas kami karena bahasa daerah ini adalah kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Dan caranya tentu melalui pertama adalah komitmen masing-masing keluarga untuk membiasakan menggunakan bahasa daerah," katanya, di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada diskusi "Ruang Bahasa dan Cerita Bersama Pak Menteri" yang digelar Balai Bahasa Jawa Tengah.
Bahkan, kata dia, bahasa daerah tidak sekadar alat komunikasi, tetapi juga menjadi alat untuk menanamkan tata krama atau budi pekerti yang mulia.
Ia mencontohkan penggunaan bahasa Jawa yang memiliki beberapa tingkatan, mulai dari bahasa Jawa Ngoko untuk teman sebaya hingga bahasa Jawa Krama untuk orang yang lebih tua.
"Kalau kita menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar itu sudah akan tergambar bagaimana tata krama itu menjadi bagian dari kehidupan di keluarga dan juga kehidupan di masyarakat," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap disiplin menggunakan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah menjadi cara melestarikan bahasa sebagai kekayaan budaya.
"Ini adalah cara kita untuk melestarikan bahasa daerah sebagai kekayaan dan juga sebagai bagian dari budaya yang harus kita lestarikan bersama-sama," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Imam Budi Utomo mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya melestarikan penggunaan bahasa daerah.
"Untuk mendukung program pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra di Jateng, Balai Bahasa Provinsi Jateng memiliki produk unggulan Bernama Senarai Istilah Bahasa Jawa (Sibaja) yang saat ini sudah dapat digunakan siswa dan guru dalam pembelajaran di sekolah," katanya.
Terkait dengan program literasi, kata dia pihaknya telah melaksanakan berbagai bengkel penguatan literasi dengan target siswa dan guru di sekolah-sekolah.
Pada tahun 2025, ia menyebutkan telah diseleksi setidaknya 120 buku cerita anak dwibahasa Jawa-Indonesia dalam program penerjemahan untuk mendukung pengayaan bahan literasi.
"Masyarakat dapat manfaatkan secara gratis dengan mengajukan permohonan atau dengan mengakses laman perpustakaan kami," pungkasnya.
Baca juga: Kemenkum monitoring pembentukan posbankum desa di Kabupaten Semarang

